CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS PART8

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS PART8

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS PART8, Hasrat-Bispak27 Tau-tau saya jadi ingin mengetahui apa yang terjadi padaku barusan pada saat saya tak sadar diri. Karenanya saya ambil telpon selulerku, dan mengontak telpon rumahku.

"Mbak Ika ya?", tanyaku waktu saya dengar nada Sulikah.

"Iya non, saya", jawab Sulikah.

"Tolong panggilin Wawan atau Suwito, atau pak Bijaksanain  bisa", kataku perlahan.

"Iya non…", Sulikah menyepakati, serta kudengar suara gagang telephone yang ditempatkan.

Sejenak saya tunggu, serta seusai saya dengar nada Wawan, saya lekas bertanya niatku.

"Wan, barusan saya kamu apain saja waktu saya semaput?", tanyaku ketus.

"Eh… itu non… saya…", Wawan tergagap dengar pertanyaanku.

Saya diam menanti Wawan menerangkan tingkah lakunya.

"Barusan non tiba-tiba tak sadar diri. Saya serta semua sampai terkejut non, terus kami seluruhnya coba bangunin non Eliza, tetapi hingga kurang lebih sepuluh menit juga non masih gak sadar", kata Wawan.

"Eh, sepuluh menit… memang saya itu kalian apain saja?", tanyaku mau tahu.

"Ya, jujur saja mulanya saya dan lainnya menerka non pura pura. Saya coba mengiliki pinggang non, namun non diam saja. Lagi saya celupin jemari saya ke memek non, tetapi non masih gak sadar, jadi Suwito dan Bijakin  saya suruh tolong bangunin non. Lagi mereka ngeremasin susu non Eliza. Hingga sampai memeknya non itu saya aduk aduk gunakan dua jemari, namun buang waktu saja…", narasi Wawan panjang lebar.

"Dasar kurang ajar. Sudah mengetahui saya tidak sadarkan diri, justru diedel edel seperi itu. Selalu setelahnya bagaimana ceritanya sampai Cie Natalia hadir?", dengan sedikit geram saya kembali bertanya kelanjutan peristiwanya, tetapi saat ini saya malahan terangsang memikirkan kelakuan mereka bertiga itu.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS PART8

"Yah non… barusan saja saya was-was review non gak sadar. Kalaupun tahu non tidak apa apa serta kedepannya akan sadar kembali, ya saya terusin saja main sama non sampai suka. Belum pula Suwito serta Berbudiin yang ngomel tidak sempat bisa sisi, saat ini mereka …", kata Wawan yang saat ini jadi dapat bisanya lagi menceritakan sembari bersungut-sungut.

Namun hatiku kian tersengat dengar narasi Wawan. Napasku sedikit mengincar memikirkan mereka bertiga yang malahan repot menjarah badanku tanpa ada peduli jika nona majikan mereka ini sedang jatuh tak sadar diri.

Pikiranku sedikit melayang-layang, serta saya bakal meraba maupun membelai wilayah selangkanganku sendiri sewaktu klakson mobil berada di belakang menyadarkanku serta membuatku terkaget 1/2 mati. Karenanya saya meluncurkan mobilku dan meminggir sesaat, karena saya cemas pikiranku kembali rusuh waktu dengar kelanjutan narasi Wawan.

Untung saja nyatanya barusan saya sedang stop di lampu merah di saat saya dipengaruhi kalimat Wawan barusan. Dan yang lebih berarti, untung saja barusan itu saya gak hingga sampai telanjur bermasturbasi di muka umum.

Saya tidak berani mengayalkan peluang terdapatnya orang yang melihatku pas saya lakukan perbuatan segila itu, yang  memberi peluang ke orang itu untuk memperbanyak kesulitan dalam hidupku. Sudah banyak pejantan dalam hidupku yang memperbudak diriku ini.

"Heh… kurang ajar! Telah udah! Tidak boleh melantur lagi! Diberi pertanyaan masalah Cie Natalia kok…", dengan sedikit mendamprat untuk menyingkirkan nafsu birahi yang menghinggapiku, saya minta Wawan menyambung ceritanya selesai kupastikan status mobilku aman ditepi jalan ini.

"Nach kami jadi kian kebingungan, ingin membawa non ke dokter, kami takut diberikan pertanyaan tanyain, lagian kami kan tidak miliki uang non. Terus bertepatan non Natalia telephone, nanyain non. Kami katakan saja non Eliza kembali sakit, dan saat ini kembali tidur.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Terus non Natalia ngomong kembali perjalanan ke rumah non Eliza . Maka kami membawa non ke kamar non, serta setelah Sulikah pakaikan pakaian tidur non, kami baringkan non di tempat tidur, lalu tunggu non Natalia tiba. Demikian ceritanya non", kata Wawan.

Saya diam dengar kata-kata mereka. Untung saja mereka memanfaatkankan busana tidurku barusan, jadi saya tidak hingga sampai ditemui pada kondisi telanjang bundar oleh Cie Natalia.

Dan karena saya telah mengetahui terkait seluruh yang mau kuketahui, karenanya saya memutuskan buat tutup telephone.

"Ya telah bila getho. Ini hari saya tidak pulang, jadi gak butuh ditunggu-tungguin. Sudah dahulu Wan…", kataku serta saya bakal menekan tombol end call sewaktu kudengar suara Wawan panggil manggilku.

"Apalagi sich Wan?", tanyaku ketus.

"Non, kapan pulang? Rindu sama memek non…", kata Wawan.

"Hilang ingatan!", saya menghardik serta tombol end call itu langsung kutekan.

VIII. Di Rumah Cie Natalia

Saya kembali meluncurkan mobilku dengan lumayan kuat buat susul mobil Cie Natalia. Selanjutnya kami hingga sampai di dalam rumah Cie Natalia sekitaran jam delapan kurang sepuluh menit.

"Eliza, kelak kamu tidur di kamar Cie Cie saja ya", kata Cie Natalia.

Saya mengusikk menyetujui. Dengan ditolong Cie Natalia, pada akhirnya semuanya barangku telah ada pada kamar Cie Natalia. Sudah pasti sandal dan sepatuku tak turut masuk, kutaruh di rack sepatu yang siap dari sisi kamar Cie Natalia.

"Eliza, kelak saja membenahi barang barangnya. Kebenaran Cie Cie pengin pergi lihat sama rekan-rekan, kamu ingin gak turut Cie Cie pergi tonton?", bertanya Cie Natalia sewaktu saya mulai mengatur barang bawaanku.

Saya sedikit ragu-ragu. Saya tengah menanti telephone Andy. Bila saya turut Cie Natalia, saya gak segera akan bicara dengan lepas pada Andy. Tetapi saya gak dapat mendapatkan argumen yang baik, jadi saya memastikan untuk bicara terang-terangan pada Cie Natalia.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS PART8

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


"Thanks ya Cie, namun sorry Eliza gak dapat turut. Eliza kembali nungguin kawan Eliza yang janji pengen telephone selekasnya", dengan enggan saya mau tak mau menampik ajakan Cie Natalia.

"Janji telpon? Saat sama rekan? Hayo… rekan apa rekan nih?", goda Cie Natalia.

Saya cuma dapat menunduk sekalian tersenyum malu.

"Tidak apa apa Eliza, Cie Cie mengerti kok. Ya sudah, Cie Cie pergi dahulu ya Eliza", Cie Natalia minta pamit padaku.

"Iya, thanks ya Cie…", saya menggangguk puas.

Secara singkat, pada akhirnya Cie Natalia pergi bersama rekan temannya, sementara itu saya santai di kamar Cie Natalia, sendirian.

Tapi saya tidak kesepian, lantaran Andy mengontakku pada pukul delapan malam. Dan bercakap dengan Andy nyata-nyata membahagiakan. Saya tidak mengira Andy yang pendiam itu nyatanya pintar melucu serta kerap membuatku ketawa.

Kami mengulas beberapa hal, serta sama-sama ceritakan terlebih mengenai sejumlah insiden di kelas kami masing-masing. Tidak berasa kami mengobrol sampai jam sebelas malam. Sebetulnya kami duanya sama belum mengantuk, atau sekurangnya saya belum terasa mengantuk.

Namun saya tidak nikmat sebab Andy udah menghubungiku kelamaan, kasihan pun bila pulsanya habis makin banyak. Toh saya kan bisa berjumpa dengan Andy sehari-hari di sekolah? Sampai, esok saya dapat berbicara dengan Andy di gereja bila saya ada untuk kebaktian yang mulai di waktu 1/2 sepuluh siang.

"Andy, telah malam nih… aku…", rasanya malas pun, tetapi saya terpaksa sekali berkata ini.

"Oh iya… telah malam… tetapi esok saya bisa telpon kamu kembali ya Eliza?", bertanya Andy yang dari suara suaranya saya tahu dia demikian mengharapkan, membuatku tersenyum berbahagia.

"Mmm… bisa kok", jawabku malu, serta hatiku suka sekali.

Kami berdua duanya sama sempat tercenung sesaat.

"Eliza, thanks ya telah nemenin saya bercakap", kata Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Tidak apa Andy, saya senang kok eh… bercakap sama kamu…", mukaku berasa panas waktu saya memberi ucapan kata sukai barusan.

"Mm… bila getho sudah dahulu dech Eliza… hingga esok ya… bye bye…", Andy minta pamit padaku.

"Iya… sampai esok Andy… bye", kataku tutup percakapan kami.

Saya memencet tombol end call, serta sekalian tersenyum senyuman saya merapikan barang bawaanku. Saya suka sekali. Saya mengharapkan Andy memang sungguh-sungguh menggemariku. Saya mengharap tidak lama kembali kami berdua betul betul… oh… apa saya salah bila saya mengharapkan Andy betul-betul jadi doiku?

Sesudah seluruhnya usai, saya bertukar pakaian tidur. Busana kotorku telah kutaruh di kantung plastik yang kusiapkan. Saat ini saya tunggu Cie Natalia pulang. Sempat tebersit dalam pikiranku, apa ya yang telah dilakukan Jenny, Sherly serta Cie Stefanny sepanjang hari ini?

Apa mereka bertiga sama sama bercinta? Saya terpikir akan nasib jelek yang mengenai diriku di saat saya harus pasrah digagahi oleh 5 orang karyawan di dalam rumah Jenny itu. Apa Sherly serta Cie Stefanny mesti layani semua?

Tiba-tiba saya sadar akan gempuran hasrat yang menimpa badanku saat lagi saya mengandaikan seluruhnya, karenanya saya usaha mengarahkan pikiranku dari 3 pujaan hatiku itu dengan lihat TV. Tetapi selesai lumayan lama saya menyaksikan TV di kamar Cie Natalia ini, tau-tau saja saya mulai mengantuk.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS PART8

Kupikir Cie Natalia gak akan berkeberatan kalaupun saya tidur terlebih dulu. Dan saya telah malas untuk ingat ingat mengenai momen apa yang udah menghantamku sepanjang hari ini. Karena itu saya mematikan TV itu dan saya tiduran disamping kiri tempat tidur Cie Natalia, coba istirahatkan badanku dari hari hari yang sarat dengan rutinitas sex ini.

Sempat terpikir dalam pikiranku, barusan saya belum mengontak papi mamaku.

Tetapi, ah… mereka pasti belum pulang ini hari, jadi kupikir tidak apa apa bila esok saja saya baru memberitahu mereka. Toh saya bermalam dalam rumah kerabat sendiri. Bahkan saya sudah mengantuk serta ke-2  mataku yang terpejam ini berasa berat sekali untuk kubuka.

‘klik…', buram samar saya sempat dengar bunyi handel pintu kamar ini yang dibuka satu orang.

Nyata itu Cie Natalia yang anyar pulang. Tetapi saya udah sangat malas buat kembali bangun cuma untuk menegur Cie Natalia. Saya terus pejamkan mataku, dan selang beberapa saat saya telah tertidur nyenyak.

TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama