CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS PART7

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS PART7

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS PART7, Hasrat-Bispak27 Keasyikan yang kurasakan ini betul-betul telah tidak terbendung kembali. Otot perutku lagi kontraksi mendampingi orgasmeku, rasanyaseperti diremas remas. Lubang vaginaku ibaratnya bakal bobol. Tanpa ada ampun, badanku harus kembali tersentak sentak lalu menyebutng sejadi jadi.

Tau-tau saya tidak dapat kembali dengar nada jeritanku sendiri. Seterusnya penglihatanku jadi kabur serta seluruhnya jadi gelap…

VII. Kehadiran Cie Natalia

"Eliza…", buram samar kudengar suara yang panggilku.

"Mmmhh…", saya mendesah kurang kuat dan perlahan-lahan saya buka mataku, tetapi sinar yang melanda mataku ini berasa demikian silau, memaksakanku kembali memicingkan mataku.

Saya terasa pernah dengar nada itu, namun saya jadi ingin ketahui serta saya memaksakan buka mataku buat lihat siapakah yang panggilku.

(Natalia)

Nyatanya kiraanku betul. Itu suara Cie Natalia, keponakanku masih berumur 19 tahun. Cie Natalia masih kuliah di semester dua, di universitas yang serupa dengan tempat Cie Stefanny kuliah. Serta ketepatan sekali Cie Natalia pun ambil jalur yang serupa dengan Cie Stefanny.

"Eliza, kamu berbaring saja dahulu", kata Cie Natalia yang memanduku tiduran kembali di ranjangku waktu saya usaha bergerak duduk.

"Halo Cie Lia…", saya menegur Cie Natalia sekalian tersenyum.

"Halo  Eliza… anyar saja Cie Cie kesini, pada awalnya sich pengin mohon bantuan kamu. Namun Cie Cie baru mengetahui bila kamu sakit begini…", kata Cie Natalia yang nampak ragu-ragu.

"Eh… mengapa Cie? Eliza gak apa apa kok…", saya menanyakan ingin ketahui.

"Eliza, barusan tubuh kamu panas. Saat ini juga mukamu kelihatan pucat. Kok masih katakan jika kamu gak apa apa? Ini Cie Cie ingin antara kamu ke dokter", kata Cie Natalia.

"Tidak, gak mesti Cie, Eliza gak apa apa, benar-benar. Eliza sekedar kecapaian kok", saya bercakap dengan sedikit kuatir.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS PART7

Saya jadi takut ke dokter. Entahlah apa dokter dapat mengetahui atau mungkin tidak, tetapi saya takut jika nyatanya dokter dapat tahu saya kecapaian dikarenakan ngeseks dan ngeseks. Apa yang terjadi kalaupun hasil pengamatan sesuai itu hingga kedengar oleh Cie Natalia?

Saya jadi terlintas, ini hari saya baru-baru ini dibabat oleh tiga pejantan di rumahku. Serta barusan itu mereka memaksakanku orgasme dan orgasme sampai saya semaput.

Tidak tahu apa yang berlangsung seterusnya, serta saya anyar sadar bila waktu ini saya kenakan pakaian tidur baby doll. Akan tetapi saya sadar bila saya tidak kenakan bra dan celana dalam.

"Benar-benar gak apa apa Eliza?", bertanya Cie Natalia membubarkan lamunanku.

"Iya Cie, benar-benar. Terus, Cie Cie ingin minta bantuan apa ya?", tanyaku sekaligus usaha mengubah penuturan.

"Begini Eliza, esok malam ada tukang service yang ingin tuning piano Cie Cie, namun Cie Cie anyar ingat kalaupun esok itu Cie Cie harus datang ke acara pesta hari lahir kawan Cie Cie. Nach, papah dan mama Cie Cie kan masih di Amerika habis ngunjungin koko Hong hari Senin lalu . Sehingga, dalam rumah Cie Cie gak ada yang dapat nungguin tukang service itu", Cie Natalia cerita panjang lebar.

"Selalu, Cie Cie ingat kamu kan bisa juga main piano . Maka barusan Cie Cie pengin mohon bantuan kamu untuk jagain tukang service itu, sekaligus kamu coba coba apa pianonya telah dituning secara baik. Tapi…", kalimat Cie Natalia berhenti, dan dia menghela napas.

"Ooh… gak apa apa Cie, Eliza pengen kok. Tetapi esok tukangnya tiba jam berapakah Cie? Masalahnya Eliza kan ada les balet, selesainya jam enam malam", saya memaparkan agendaku di Cie Natalia.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Oh tukangnya tiba jam tujuh malam kok Eliza. Kamu dapat hadir ke rumah Cie Cie sesudah les baletnya usai. Tetapi kamu sakit ini, Cie Cie tidak enak…", kata Cie Natalia sembari membelai rambutku.

"Cie… Eliza gak apa apa kok, benar-benar", kataku sembari tersenyum manis.

"Mmm… namun kamu Senin esok ada pe er atau ulangan tidak Eliza?", bertanya Cie Natalia.

"Gak ada kok Cie. Kalaulah ada, Eliza kan dapat belajar sembari nungguin tukang service piano itu", saya usaha menekankan Cie Natalia.

"Duh, terimakasih ya sayang", kata Cie Natalia lalu merengkuhku dan mencium ke-2  pipiku.

Jantungku berdebar-debar kuat gara-gara dekapan dan kecupan Cie Natalia barusan. Wangi rambut Cie Natalia yang mengenai mukaku membuat pikiranku mulai kacau-balau.

Tetapi saya sadar kalaupun seharusnya saya tak melakukan hal yang aneh aneh. Bagaimana juga Cie Natalia masih tetap ada interaksi saudara denganku, serta saya tidak ingin ia mengerti kalaupun saya menderita penyimpangan, ialah senang dengan sama-sama tipeku, kendati pun sudah pasti saya masih mencintai lelaki.

Andy! Saya terpikir janji telpon jam delapan malam. Oh, apa saya telah melewati saat yang kutunggu nanti itu?

Saya selekasnya cari serta memandang jam dinding, serta saya menarik napas lega saat saya menyaksikan jam tersebut tetap menunjuk jam 1/2 tujuh, malam tentulah.

"Ih Cie Cie, tidak mesti gunakan terimakasih dech . Maka, Eliza ada esok malam ya Cie?", tanyaku dengan manja.

"Eliza, jika kamu pengin, kamu segera bermalam dalam rumah Cie Cie malam hari ini. Kamu membawa saja pakaian buat esok, juga pakaian sekolah untuk Senin kelak . Maka kamu dapat istirahat dalam rumah Cie Cie, sekaligus nemanin Cie Cie getho. Rupanya tidak nikmat pun sendirian dalam rumah lambat-laun, hihi…", kata Cie Natalia sekalian ketawa kecil.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS PART7

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS PART7


"Yee… mmm… tetapi bisa  sich. sesaat ya Cie, Eliza siap siap dahulu", kataku dengan puas.

Aku segera saja menyepakati penawaran Cie Natalia. Saya tidak tahu apa beberapa pejantan itu udah senang ataukah belum pesta nikmati badanku barusan sore. Tetapi yang jelas saya tengah tidak berkeinginan layani hasrat sex mereka.

Saya mengelak pada mereka ini sekali-kali bukan lantaran mereka wajahnya tidak baik. Malahan diam diam saya memahami hal semacam itu sesungguhnya jadi meningkatkan nafsuku, saat saya mesti mengikhlaskan diriku disetubuhi oleh banyak pejantan yang wajahnya gak karuan seperti pak Berbudiin, Wawan maupun Suwito.

Tetapi saya berpikiran buat istirahatkan badanku yang telah begitu kecapaian. Bahkan juga saya memikir untuk ‘meliburkan' badanku dari sentuhan banyak pejantan itu sepanjang beberapa waktu. Dengan demikian saya mengharap badanku dapat sembuh. Sekian hari ini saya terasa sangat jangkau. Jika dapat, saya dapat pulang dari rumah Cie Natalia hari Rabu malam saja.

Saya dapat menghubungi Cie Stefanny kalaupun saya tidak dapat les hari Senin esok, atau mungkin saya mengharap Cie Stefanny tiba ke rumah Cie Natalia, buat memberinya les padaku di situ. Bab izin, saya percaya papi mamaku pastilah meluluskan, lantaran dahulu sewaktu saya masih kecil, saya kerap bermalam di dalam rumah Cie Natalia. Saya bakal menghubungi serta menghubungi mereka kelak sehabis saya hingga sampai di dalam rumah Cie Natalia.

"Cie, Eliza pengin bermalam di dalam rumah Cie Cie sampai hari Selasa malam. Bisa gak Cie?", saya ajukan pertanyaan pada Cie Natalia yang tungguiku.

"Bisa donk Eliza… ingin bermalam 1 bulan, 1 tahun, itu pula bisa kalaupun kamu pengin", goda Cie Natalia.

"Yee… ya sudah, Eliza bermalam hingga sampai Selasa malam ya Cie", kataku yang dibalas anggukan dan senyuman manis Cie Natalia.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Saya mempersiapkan segalanya. Sejumlah buku sekolah hingga hari Rabu kumasukkan ke tas sekolahku hingga sampai nyaris gak muat. Saya ambil tas bajuku yang lumayan besar, serta saya masukkan handuk kering, selimut kecintaanku, tiga stel seragam sekolah plus kaus kaki untuk Senin hingga sampai Rabu.

Tidak lupa saya menunjuk lima stel busana rumah serta pakaian tidurku. Yang benar saya masukkan pakaian baletku, komplet dengan sepatu balet yang udah kubungkus dengan kantung plastik. Serta sudah pasti sejumlah pasang bra dan celana dalam yang duganya akan cukup sampai hari Rabu kelak.

Sampai diam diam saya bawa pil anti hamil yang teratur kuminum di periode suburku, dan kuselipkan antara timbunan pakaian yang udah ada dalam tas bajuku. Entahlah mengapa saya terasa pil itu harus kubawa, walau seingatku tidak ada pembantu lelaki dalam rumah Cie Natalia.

"Cie, Eliza ingin mandi dahulu. Tetapi Cie Cie gak boleh pulang dahulu ya, Eliza pengen pergi duanya sama kelak", saya meminta dengan manja.

"Iya, tak boleh takut Eliza. Cie Cie nantikan kok", kata Cie Natalia yang sekarang tiduran dengan rileks di atas ranjangku.

"Thanks ya Cie, kataku puas.

Saya selekasnya masuk ke kamar mandi sesudah mempersiapkan busana gantiku. Secara cepat saya mandi keramas sebersih bersihnya, tidak lupa saya memanfaatkan cairan pencuci vaginaku untuk bersihkan lubang vaginaku yang dirasa lembab dengan tersisa cairan cintaku di saat saya ditaklukkan sore barusan.

Lalu sesudah saya keringkan rambut dan badanku, saya berubah busana serta masukkan cairan pencuci vaginaku, sabun, shampoo, sikat gigi dan pasta gigi ke kantung plastik. Seusai kurasa tiada yang ketinggalan, saya keluar kamar mandi.
 Sembari bercakap dengan Cie Natalia, saya meluangkan diri keringkan rambutku dengan hair dryer, pun menyisir rapi rambutku.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS PART7

Sesudah saya masukkan seluruhnya yang bisa kubawa ke tas bajuku, saya mematikan lampu dan AC kamarku. Sepatu sekolahku udah kumasukkan ke kantung kemresek, sementara itu saya sendiri menggunakan sandal yang umum kupakai untuk acara rileks.

Lalu kami berdua lekas turun ke arah garasi. Ditolong Cie Natalia, saya menyimpan seluruh barang bawaanku dalam mobilku. Selesai usai, saya panggil pak Bijakin, memohon untuk menolong buka pintu garasi serta pintu gerbang, lalu saya serta Cie Natalia sama-sama masuk ke mobil masing-masing.

Sempat kusaksikan barusan pak Berbudiin melihatku dengan terheran, tetapi entahlah kelihatannya dari mata pak Bijaksanain dia tampak suka, atau mungkin lebih pasnya lega melihatku. Diperjalanan ke arah rumah Cie Natalia, saya anyar terlintas terkait pembantaian sore barusan yang menimbulkan saya tak sadar diri sebab orgasme.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama