CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS PART6

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS PART6

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS PART6, Hasrat-Bispak27 "Aaah…", saya menjerit seram waktu tiba-tiba badanku terangkut, rupanya Wawan memanggul ke-2  pahaku di atas pundaknya, serta ke-2  betisku yang terjuntai menekuk ke bawah ini melekat di punggung Wawan.

Saya makin gak memiliki daya. Dengan tangan kiriku yang melingkar di leher pak Bijaksanain yang berdiri di samping kiriku, tangan kananku yang melingkar di leher Suwito yang berdiri di samping kananku, serta ke-2  pahaku yang dipanggul Wawan di pundak kanan serta kirinya, saya sudah tidak dapat ke mana saja kembali.

Kengerian sedikit menempaku sewaktu saya mengetahui badanku melayang-layang lumayan tinggi dari lantai, ditambah lagi dalam status semacam ini mereka bawa badanku keluar kamarku, terus keluar hingga ke arah tempat jemuran busana.

Namun yang paling membuatku cemas yakni kepala Wawan yang berada di ke-2  pahaku yang terbuka, serta yang tentu paras Wawan menghadap langsung pada bibir vaginaku, amat dekat. Sebuah jilatan yang telah dilakukan Wawan mengawali pembantaian pada diriku, dan saya mengulet kurang kuat gara-gara tingkah Wawan ini.

"Wan… jangan… angghhhk…", saya coba meminta, tetapi saya harus melenguh di saat Wawan kembali memagut bibir vaginaku yang terpampang di hadapannya, serta badanku melafalkanng luar biasa tidak bisa kukendalikan kembali.

Belumlah cukup siksaan kepuasan yang kualami, pak Bijakin dan Suwito menambahkan pengidapanku. Mereka menyibak bra yang membuntel payudaraku, lalu nyaris berbarengan mereka menyeruput ke-2  puting payudaraku yang berada di hadapan mereka. Saya mulai tidak sanggup terima semuanya rangsangan ini, badanku menggelinjang dan mengartikulasikanng tidak bisa kukendalikan kembali.

"Mmmhh… udaaah…", saya mengerang serta meminta.

Tidaklah ada jawaban pada mereka atau tanda-tanda mereka pengin dengerin permintaanku. Mereka bertiga terus merayu ke-2  puting payudaraku, pula bibir serta lubang vaginaku. Saya mulai menderita dalam kesenangan ini, nafsuku udah naik tidak karuan, serta rasa panas mulai menjalari sekujur badanku.

"Ngghh… sudaah… mmhh… hentikaaan… aunghhh…", saya meminta dan merengek-rengek antara lenguhan dan rintihanku.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS PART6

Tetapi memanglah salahku pula sich, kelihatannya marah tiga pejantan ini sangat besar seusai saya berkali kali merayu serta memancing hasrat mereka sepanjang hari ini. Mereka sekali-kali gak memedulikan permintaanku dan dengan kejam mereka selalu menyiksaku.

Saya tidak kuat kembali. Pinggangku meliuk dan meliuk, kepalaku hingga terdongak gara-gara enaknya rangsangan bertubi tubi yang menimpa badanku ini. Karena status badanku yang seperti berikut, kepalaku jadi terjuntai ke bawah, dan rambutku yang terurai ini tersentak sentak mengikut pergerakan badanku.

Tau-tau mereka bertiga serempak hentikan tindakan mereka, akan tetapi mereka membebaskan badanku masih melayang-layang tinggi di bahu mereka. Saya mengerang perlahan-lahan, dalam hati saya terasa sedih lantaran nikmat yang menyerangku ini jadi redup saat mereka stop demikian saja sebagai berikut.

Namun saya cuman diam, saya tidak pengin berucap apa apa, minta maupun melakukan hal apa saja, kendati diam diam saya nikmati tersisa sisa pergolakan hasrat yang menyerang badanku.

"Non Eliza ingin turun?", bertanya Wawan sekalian meniup bibir vaginaku.

"I… iyaa…", jawabku dengan merengek-rengek dan saya sedikit menggoyang goyangkan pinggulku buat menjauhi bibir vaginaku dari tiupan Wawan.

"Wan…", saya kembali merengek-rengek di Wawan.

Dengan ke-2  betisku yang melekat di punggung Wawan, serta ke-2  pahaku yang menjepit kepala Wawan, pergerakanku sekali-kali tak bermanfaat. Apa saja yang kulakukan, bibir vaginaku masih tetap berada di hadapan paras Wawan yang sampai hati melanjutkan tingkahnya itu.

"Selalu apa tanggung-jawab non baru saja udah membikin kita kita tegangan tinggi waktu saksikan non di kamar tadi siang?", bertanya Suwito yang setelah itu menyeruput puting payudaraku yang ada pada hadapannya sampai saya menggelinjang dan melafalkanng kurang kuat.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Enggh… maaf deh… tapi… kalian kok kurang ajar sich… kalian itu ngintip saya, kok malahan saya yang diminta tanggung-jawab?? Semestinya kan saya yang berang??", dari meminta saat ini saya jadi berkeberatan dengan dongkol sekalian membatasi hasratku pada saat Wawan serta Suwito repot menggempur wilayah wilayah peka pada badanku ini.

Dengar omelanku, Wawan serta Suwito hentikan gempuran mereka, serta mereka sama sama berpandangan sesaat.

Saya sendiri memandang dongkol dari mereka, akan tetapi saya gak dapat melakukan hal apa saja pada saat badanku masih melayang-layang sesuai ini dengan ke-2  tangan serta kakiku yang ada dalam kekuasaan mereka.

"Wah tidak ingin tahu, intinya non Eliza mesti tanggung-jawab. Lagian non Eliza telah membikin kita kita ngaceng berkali kali tanpa ada hasil mulai sejak pagi", kata Wawan lalu kembali memagut bibir vaginaku.

"Engghkk… ngghh…", saya melenguh kenikmatan gara-gara siksaan Wawan ini serta pinggangku kembali meliuk sampai perutku terangkut tinggi.

Saya pengin meronta, saya ingin meminta supaya mereka melepaskanku ini hari saja, sebab saya gak mau pada situasi lemas waktu terima telephone Andy malam nanti. Saya pengin nikmati saat saat mengobrol dengan Andy tiada siksaan rasa pegal atau mengangut karena kecapekan.

Tetapi tidak lama kemudian saya tidak dapat kembali berpikiran tenang. Saya mengesah rintih kesenangan saat ke-2  pergelangan tanganku dicengkam oleh pak Bijaksanain dan Suwito, dan tangan mereka yang satunya mereka pakai untuk meraba dan membelai perutku, dan mereka berdua kembali mengulum puting puting payudaraku.

Semuanya masih ditambahkan tingkah Wawan yang meraba raba ke-2  pahaku yang terpangku di pundaknya ini dengan ke-2  tangannya. Baru kesempatan ini mereka bertiga menyiksaku dengan sekasar ini. Semuanya kesan keasyikan yang kurasakan ini begitu top dan mengacau pikiranku.

Pada akhirnya saya menunjuk nikmati waktu saat jadi bulan bulanan tiga pejantan ini, dan saya cuma dapat mengharap malam nanti saya masih lumayan kuat buat terima telephone Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

Badanku mengartikulasikanng berulang-kali, pinggangku meliuk dan meliuk sangking nikmatnya rasa nikmat yang kuterima ini. Tidak bisa kutahan kembali, saya mesti berserah dirundung orgasme.

Saya melenguh sejadi jadi serta menggeliang luar biasa membebaskan luapan liar ini, serta sekali ini tidak ada satu juga pada mereka yang ingin mengampuniku kendati saya meminta seperti apa saja.

Juga sekali ini mereka semakin memperhebat siksaan mereka padaku. Saya merasai lidah Wawan menyerang masuk isikan lubang vaginaku, dan tersebut ditambahkan bibir Wawan yang memagut bibir vaginaku dengan liar.

"Aaahh… ooooh… Waaan…", sebuah cucupan yang benar-benar kuat oleh Wawan pada bibir vaginaku membuatku menjerit kenikmatan.

Rasanya tiap-tiap lanjutan tulang di semuanya badanku lepas saat saya harus melafalkanng istimewa karena tingkah Wawan ini. Ke-2  betisku melekat kuat di punggung Wawan, mengakibatkan lututku telah tidak dapat kutekuk kembali.

Ke-2  tanganku yang melingkar di leher pak Berbudiin dan Suwito gak lepas meskipun saya menggeliat seperti apa saja. Mereka menggembok ke-2  pergelangan tanganku di muka dada mereka masing-masing dan tangan mereka yang satunya seperti tidak pernah suntuk permainkan ke-2  payudaraku.

Dengan gerak badan yang terhambat seperti berikut, saya terasa gak punya daya sampai utk sekedar lepaskan pergolakan orgasmeku. Tetapi diam diam saya malahan sangat puas diberlakukan sesuai ini oleh mereka, dan saya benar-benar nikmati ketidak punya dayaanku ini.

VII. Pembantaian Itu Bersambung

"Sudah dong… turunin saya ya…", saya meminta serta merengek-rengek dari mereka dengan napas yang tersengal.

"Aanggkkh…", saya melenguh sejadi jadi di saat jawaban yang kuterima ialah pagutan Wawan di bibir vaginaku.

Namun cuma sesaat saja, Wawan telah menyudahi pagutannya. Serta dia turunkan ke-2  kakiku dari pangkuan pundaknya, membiarkanku terkait lemas dengan ke-2  tanganku yang masih melingkar di leher pak Bijaksanain dan Suwito, serta ke-2  pergelangan tanganku yang terus terkunci di muka dada mereka.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS PART6

Saya lihat Wawan tuju pintu yang membataskan sisi dalam serta luar di lantai dua rumahku ini, serta dia ambil kunci pintu yang menempel di lubang kunci sisi dalam pintu itu, lalu menempatkan kunci itu pada sisi luarnya.

Seterusnya Wawan tutup dan menutup pintu itu, lalu dia masukkan kunci pintu itu dalam kantong celananya, sembari melihatku dengan senyuman penuh cibiran, seakan akan menyampaikan jika sekali ini saya mustahil dapat lolos.

Tau-tau saya terkaget lantaran saya memahami satu soal. Bukan masalah saya sudah tidak kemungkinan dapat larikan diri, sebab saya telah ketahui kalau saya usaha lari ke bawah, pada akhirannya di bawah kelak saya harus terkepung kembali oleh mereka dari 2 arah serta dapat selekasnya ketangkap kembali oleh mereka.

Yang kumaksud ialah, kenapa mereka pilih tempat jemuran busana ini sebagai tempat menggasak diriku? Di lokasi yang benar-benar terbuka ini, bagaimana kalaupun kelak rintihan dan lenguhanku hingga sampai kedengar oleh orang yang melalui di jalan depan rumahku? Atau, bagaimana kalaupun kami hingga sampai kelihatan oleh tetangga di muka rumahku yang tanpa menyengaja memandang ke rumahku?

"Wan… tidak boleh di sini dong… di kamar saja ya…", saya mulai merengek-rengek.

"Biar non dapat lari?", bertanya Wawan dengan suara menghina.

"Nggak… bukan getho Wan… saya takut jika di sini kelak suaraku kedengar orang di muka gimana… Iya dech saya janji gak akan lari kembali", saya usaha meminta dengan suara memelas.

"Ya bila getho non gak boleh bernada, mudah kan?", jawab Wawan sesenang hati, serta dia mulai dekatiku.

Saya memandang Wawan sekalian memasangkan paras cemberut, tetapi tak lama setelahnya badanku mengartikulasikanng di saat ke-2  payudaraku udah kembali diremas remas oleh pak Bijakin serta Suwito.

"Eeh… mmmhh…", saya mengesah serta menggeliang, di antara kenikmatan dan kesakitan.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Wawan terus merapat, serta sekarang penglihatanku berpindah mengarah di penis Wawan itu telah tegak mengacungkan itu, yang telah siap buat mengeduk serta menggagahi lubang vaginaku.

Di saat Wawan telah membungkuk di hadapanku dan ke-2  pahaku yang kurapatkan semenjak barusan ini dikendurkan olehnya, saya menggigit bibir dan pejamkan mataku, siap-siap memasrahkan lubang vaginaku ini terima tusukan beringas dari penis superior Wawan itu.

"Mmm…", saya mendesah lambat waktu kurasakan bibirku ini di cium halus, serta saya masih pejamkan mataku.

Kecupan Wawan ini demikian mesra. Membuat jantungku berdetak cepat.

"Mmmhh…", saya kembali mengesah waktu kurasakan suatu jemari tangan tercelup masuk ke lubang vaginaku.

Jemari tangan yang nakal itu mulai mengeduk lubang vaginaku. Tambah lagi dengan remasan remasan halus pada ke-2  payudaraku oleh pak Bijakin serta Suwito, pun kecupan mesra Wawan yang saat ini telah beralih jadi pagutan penuh hasrat di bibirku, seluruhnya membuatku mulai teraniaya dalam birahi.

Ke-2  lututku ibaratnya lemas. Bila waktu ini ke-2  tanganku tidak melingkar di leher ke-2  pejantan yang ada di sebelah kanan dan kiriku ini, ke-2  kakiku ini nyata tidak sanggup menumpang badanku. Saya kembali rapatkan ke-2  pahaku, coba mengendalikan derasnya laporkan jemari tangan Wawan yang mengundang rasa nyeri di lubang vaginaku.

Sedangkan saya terus mengerang ketahan saat lagi bibirku lagi dipagut Wawan seperti berikut, serta napasku mulai habis. Saya bertambah teraniaya dalam kepuasan ini. Saya tidak bisa meronta, badanku rasanya begitu lemas, tenagaku lesap entahlah ke mana.

Saya buka mataku, memandang Wawan dengan sayu, coba menggelengkan kepalaku, mengharap dia ketahui kodeku jika saya telah memulai menanggung derita sebab kekurangan napas. Tapi Wawan justru memperbanyak siksaan ini. Saya merasai lidah Wawan melesak masuk ke mulutku, dan reflek saya membalasnya, sampai lidah kami sama-sama bertaut.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS PART6

Selanjutnya, Wawan dengan kuat mengisap mulutku, mengisap dan menyesap air ludah dalam mulutku ini. Saya telah tidak dapat bernafas kembali sebab luapan birahi yang menimpa diriku ini ibarat menutup dadaku.

"Oooh…", saya meratap lega di saat selanjutnya Wawan membebaskan pagutannya selesai bahagia mencucup seluruhnya air ludah di mulutku ini.

Napasku terengah-engah gak karuan sehabis barusan saya lumayan lama kekurangan napas. Saya usaha mengontrol napasku ini, tapi cubitan nakal Suwito pada puting kanan payudaraku ini membikin napasku kembali mengincar.

Serta di saat pak Bijaksanain meremas kuat payudara kiriku, serta menyeruput puting payudaraku itu dengan sekeras kuatnya, saya mendesah kenikmatan nikmati seluruhnya cumbuan mereka ini.

"Aauw…", saya kembali mengeluhkan saat Wawan dengan sesenang hati mengambil jemari tangannya yang mulai sejak barusan direndam masukkan ke lubang vaginaku.

‘Waan… memasukkan lagi…', saya menjerit dalam hatiku.

Saya sedih. Saya tidak ingin jemari tangan yang nakal itu keluar dari dalam lubang vaginaku. Saya ingin meminta di Wawan supaya dia pengin masukkan jemari tangannya kembali, atau justru masukkan penis perkasanya itu ke lubang vaginaku.

Tetapi saya masih lumayan sadar buat mengontrol harga diriku selaku nona majikan mereka. Jadi saya mau tak mau diam serta pejamkan mataku, sekalian mengharapkan mudah-mudahan Wawan lekas menarik lubang vaginaku kembali.

"Mmmhh…", saya melenguh lambat sewaktu merasai suatu hal yang tebal, hangat serta basah mendesak bibir vaginaku.

Saya lagi membuka mataku. Nyatanya saat ini Wawan tengah berjongkok di depanku dan menjilat-jilati bibir vaginaku. Ternyata Wawan masih mau memainkanku, menganiaya diriku yang udah terbenam dalam pergolakan birahiku ini.

Seterusnya Wawan memegang ke-2  pahaku, lalu dia memagut bibir vaginaku. Saya mengerang kenikmatan, badanku kembali menggeliat, kurasakan cairan cintaku kembali menetes.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Serta kesan yang gemilang menimpa diriku waktu tau-tau Suwito menangkap serta memagut bibirku, sementara itu pak Bijakin yang masih juga menyusu pada puting kiri payudaraku, saat ini pun meremasi payudaraku yang satunya, yang pernah tidak bekerja lantaran dibiarkan oleh Suwito yang sekarang repot melumat habis bibirku.

"Mmmh… mmm…", saya mendesah nikmat karena cumbuan bertubi tubi yang telah dilakukan tiga pejantanku ini, dan saya cuman dapat mengguman gak terang sebab bibirku yang selalu dipagut dengan garang oleh Suwito.

Seakan semuanya ini belumlah cukup, saat ini Wawan kembali menusukkan lidahnya ke lubang vaginaku. Lidah itu memikat lubang vaginaku dengan nakal sekali, meliuk liuk ke kiri serta ke kanan, ke atas serta ke bawah, bikin mataku terbeliak, badanku melafalkanng serta melafalkanng.

Saya sudah pasti menjerit kesenangan bila bibirku tengah tidak dilumat oleh Suwito sesuai ini.

"Mmmhh… mmmpphh…", dalam serangan mereka saya mengerang panjang serta badanku tersentak seringkali menemani orgasme bagus yang menimpa badanku.

Otot perutku mengartikulasikanng hingga terasanya akan kram, menghadirkan rasa nikmat antara merasa sakit yang menganiaya diriku. Seluruhnya masih tambah lagi dengan rasa nyeri yang tambah jadi pada lubang vaginaku, yang memaksakanku untuk selalu orgasme.

Saya merasai cairan cintaku membanjir sangat banyak. Tetapi dengan kejam Wawan memagut bibir vaginaku kuat kuat serta pagutan itu gak lepas meski saya menggeliang seperti apa saja. Serta semua cairan cintaku yang selalu meluluh itu dicucup serta diseruput Wawan hingga habis.

"Mmmhk…", saya mengerang kurang kuat, pasrah.

Tidaklah ada yang dapat kulakukan disamping menggelepar, meronta, mengesah terhenti. Akan tetapi gelombang orgasme yang menderaku ini sekali-kali tidak berhenti, sebab Wawan lagi mengeduk aduk lubang vaginaku dengan lidahnya, dan Suwito tidak membebaskan bibirku dari pagutannya, sementara pak Berbudiin terus semangat memagut puting kanan payudaraku.

Mereka lagi menjarah badan nona majikan mereka ini.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS PART6

Sesudah sesaat disiksa sesuai ini oleh mereka, penglihatanku mulai kabur. Saya telah lemas serta cuma dapat pasrah terima seluruhnya. Tenagaku seperti raib bersama cairan cintaku yang tetap membanjir keluar lubang vaginaku. Dan rasa gak punya daya ini mengantarku orgasme kembali untuk ke demikian kalinya.

"Uhuuk… ngghhk…", saya terbatuk batuk kekurangan napas di saat Suwito melepas pagutannya, dan saya masihlah harus melenguh nikmati orgasmeku.

"Non… non cakep sekali…", desah Suwito, lalu mengecup telingaku, mengulum daun telinga kiriku, memperbanyak semua kesan nikmat yang telah mulai dari barusan menganiaya badanku.

"Oooh…", saya mengesah serta menggigil, mataku kupejamkan kuat kuat.

Cumbuan yang sedang dilakukan Suwito saat ini demikian mesra, membuatku bertambah kebingungan serta gak tahu harus melakukan perbuatan apa. Jantungku berdegap cepat, sementara itu orgasmeku betul-betul tak menyurut.

"Telah Suwitoo… kamu mengapa sich… oooh…", saya merengek-rengek, tetapi saya kembali mendesah waktu tiba-tiba kurasakan suatu yang hangat di leherku.

Saya tidak merasai kuluman di puting kanan payudaraku, bermakna sudah tentu pak Berbudiin yang menggeser gempurannya di leherku ini.

"Pak Berbudiin juga… auuuh… Waaan… udaaah…", saya merengek-rengek rengek, meminta mereka menyudahi pembantaian kepada diriku ini.

Tetapi mereka mana pengen mendengarkanku?

"Oooh… sudaah… hentikaaan…", saya terus menjerit, merengek-rengek, meminta dengan napas yang terengah-engah.

Tetapi lidah yang nakal itu terus main dalam lubang vaginaku, menyerang dan mengeduk tanpa ada ampun. Daun telinga kiriku terus dilumat secara halus, lalu jilatan dan ciuman di leherku ini… pun seluruhnya rabaan tangan tangan mereka yang penuh gairah pada sekujur badanku ini…

"Aaaah…", saya menjerit panjang, tidak mampu terima siksaan orgasme buat orgasme yang selalu menderaku sejak mulai badanku jatuh ke tangan tiga pejantanku.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama