CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS PART4

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS PART4

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS PART4, Hasrat-Bispak27 "Eh kalian lihat gak, sang cebol barusan itu… matanya jelalatan lagi melihatin dadanya Cie Fifi… kurang ajar dech utamanya", gerutu Sherly saat kami ketujuan parkir mobil.

"Saat iya Sher? Saya tidak simak sich", bertanya Jenny.

"Kamu sich, yang dipandangin sekedar Eliza. Berhati-hati lho Jen, kelak yang cemburu tidak hanya saya saja lho!", kata Sherly dengan suara memikat.

"Kalian ini… apaan sich…", saya meratap jengkel meski sebetulnya hatiku suka sekali dengar seluruh ledekan mereka itu.

"Lhoo… kan memang betul, bukan saya saja yang dapat cemburu, tetapi yayangmu  kan", goda Sherly kembali, dan Jenny turut ketawa melihatku tidak dapat menjawab.

Habis dech saya, mereka berdua seperti bekerja bersama-sama buat menghinaku habis habisan mulai dari kantin hingga ke parkir mobil. Tidaklah ada yang dapat kulakukan, saya telah tak dapat membalasnya ujaran mereka serta pasrah saja disertai ke-2  pujaan hatiku ini, yang sampai hati membuatku selalu tersenyum malu semacam ini.

"Lhoo… Andy itu nungguin kamu sayang. Hayo, kalian janjian ya?", goda Sherly saat kami udah dekat sama mobilku.

"Hai Andy… nungguin Eliza ya… nih kukembalikan dech Elizanya", Jenny menegur Andy sekalian menghina kami berdua.

"Hai Eliza… hai Jenny… Sherly…", sapa Andy yang lantas menunduk malu, barangkali karena ledekan Jenny itu.

"Hai pun Andy… Eh Eliza, kamu kok diam saja sich?", Sherly langsung menghinaku seusai membalasnya panggilan Andy.

Sekarang saya cuman dapat turut menunduk malu. Karena Jenny serta Sherly, saat ini lidahku rasanya kelu sampai cuman untuk menegur Andy.

"Ya telah dech, kami titip Eliza sama kamu ya Andy. Tak boleh ditiadakan lho!", kata Jenny yang tau-tau suara suaranya jadi galak.

"I… Iya", jawab Andy dengan nada perlahan.

"Awas kalaupun kamu hingga melenyapkan Eliza, Andy", kata Sherly dengan sama galaknya.

"I… Iya…", Andy menjawab kembali dengan nada sepelan barusan.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS PART4

Mukaku rasanya sungguh-sungguh panas. Entahlah, barangkali mukaku udah semerah kepiting rebus. Saya memandang mereka berdua dengan geram berbaur suka serta malu, tetapi mereka berdua punya sikap seakan gak ada apa-apa sampai saya jadi kian gaungs dari mereka berdua.

"Ya telah Eliza, saya pulang dahulu ya, bentar kembali saya les sama Cie Stefanny tuch. Andy, saya pulang dahulu ya", kata Jenny yang mengedipkan matanya dengan lucu sekalian melambai-lambaikan tangan.

"Saya turut kamu saja ya Jen. Dah, Eliza… Dah Andy…", kata Sherly yang lambaikan tangannya.

Saya balas mengangkat tangan sekejap dari mereka berdua. Sebelumnya saya kembali menunduk malu, saya lihat sepintas, rupanya Andy pula lambaikan tangannya pada Jenny dan Sherly.

Diam diam saya terasa sedikit iri memikirkan apa yang kurang lebih hendak terjadi dalam rumah Jenny sehabis ini. Manalagi Sherly ikut juga kesana. Kemungkinan Sherly serta Jenny bakal membawa Cie Stefanny bermesraan atau bahkan juga bercinta, dan perlahan-lahan nafsuku mulai naik memikirkan seluruhnya.

Tetapi saya sadar saya tidak boleh mengandaikan banyak perihal yang dapat memunculkan nafsuku saat lagi saya masih di sini bersama Andy, sebab saya tidak mau membuat malu diriku sendiri. Apalagi saya jangan kehilangan fokusku waktu ini. Saya gak mau Andy menduga saya tidak perhatian kepadanya bila kedepannya obrolanku gak menyambung karena pikiranku yang melayang-layang ke mana saja.

"Hai Eliza…", Andy menyapaku kembali cocok waktu saya memandang Andy.

"Hai pun Andy…", sekali ini saya dapat balas menegur, kendati dengan hati yang berdebar-debar gak karuan.

Kami kembali termenung sejenak lama waktunya. Saya coba cairkan kondisi yang canggung ini.

"Andy, kamu betul sedang nungguin saya?", saya menanyakan pada Andy.

Andy tersenyum malu serta mengacaukank.

"Mengapa?", tanyaku dengan penuh rasa ingin ketahui apa lebih kurang jawaban Andy.

"Aku… aku…", Andy tergagap kuatir.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Saya tersenyum geli menyaksikan kebingungan Andy. Meski tentunya saya berasa suka, namun saya mulai ingin tahu kenapa Andy tungguku di sini. Apa Andy mau menuturkan suatu padaku?

Kembali kembali saya mengeluh dalam hati, dengan semua perhatian yang diberi Andy padaku ini, tetap kami ini tetap belum dengan status sepasang pacar.

Meskipun demikian, besar keinginanku jika dalam kurun dekat kami berdua dapat sungguh-sungguh jadian, dan… dan…

"Eliza… eeh… kelak malam… bisa saya telephone kamu?", bertanya Andy membubarkan lamunanku.

Saya terasa seperti tersambar petir pada siang hari yang sangat ceria ini, lalu hatiku rasanya seperti disiram air es yang benar-benar dingin. Nyaris saja saya semaput, dan saya hampir gak yakin dengan pendengaranku.

Tapi… oh, terima kasih Tuhan… ini saat yang kutunggu nantikan mulai sejak saya berbicara dan kenal Andy di kelas 1 SMA. Selanjutnya Andy mulai berani jelas terangan usaha dekatiku, dan saya mulai berani mengharapkan, mudah-mudahan mimpi elokku bakal lekas terpenuhi.

"Bisa", saya menjawab sekalian menunduk, dan saat ini tukar saya yang tersenyum malu bersatu rasa puas yang benar-benar amat.

"Kalaupun gitu… saya malam nanti telpon kamu ya… jam delapan malam bisa Eliza?", bertanya Andy kembali.

"Iya… jam delapan malam boleh… aku… saya nanti ya", saya bercakap perlahan, serta parasku berasa panas.

"Iya… jam delapan malam", kata Andy.

Jantungku berdetak dengan cepat, hingga sampai rasanya saya dapat dengar degup jantungku sendiri. Ini yakni sebuah janji yang memuaskan buatku.

"Saya pulang dahulu ya Andy…", saya minta pamit pada Andy sesudah kembali lagi kami tercenung cukuplah lama.

"Oh iya… saya  pulang dahulu Eliza. Take care ya…", kata Andy.

"Iya, kamu pun take care ya Andy…", kataku dengan jantung yang kembali berdetak cepat.

Saya masuk ke mobilku seusai sama sama lambaikan tangan dengan Andy. Sekarang saya diperjalanan pulang, dengan hati yang paling berbahagia. Andy bakal menghubungiku malam nanti, entahlah apa yang hendak kami bahas.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Yang pasti ini hari saya suka sekali, dan saya telah tak sabar tunggu waktu ini berputar-putar sampai jam delapan kelak, mendatangkan saat yang bagus untukku.

V. Kenakalanku Bersambung

Saya tekan klakson mobilku 1 kali saat saya telah ada di muka pintu gerbang rumahku. Tidak berapa lama kemudian saya lihat Wawan yang memberikan pintu bagiku, serta saya jadi terkenang keusilanku barusan pagi. Saya membatasi napas sembari masukkan mobilku ke garasi, siap-siap terima nasibku.

Tetapi saya sedikit terperanjat menyaksikan ada mobil kokoku dalam garasi. Serta waktu saya lihat kokoku berada pada dalam mobilnya, yang nampaknya repot mengutak atik suatu hal dalam mobilnya, saya bernafas lega. Tiga pejantan yang jelas menyimpan marah padaku itu tidak bakal seberani itu buat menyentuhku saat ada kokoku di sini.

Jadi saya turun dengan enjoy, dan merapat ke kokoku masih repot dalam mobilnya. Saya menyaksikan Wawan yang menatapku dengan penuh hasrat, dan saya meleletkan lidah kepadanya dengan tenang tanpa ada was-was akan diapa apakan olehnya. Serta sekarang saya telah ada dalam samping kokoku.

"Halo ko… diapain kembali sich mobilnya?", saya menegur kokoku.

"Oh… kembali masang CD lagu anyar nih", jawab kokoku.

"Lagunya siapa… saya pengin donk", saya mulai merengek-rengek.

"Iya iya saya membeli dua kok. Nih satunya", kata kokoku yang keluar mobilnya dan memberinya satu kotak CD masih terbungkus ini padaku, keliatannya kokoku telah tuntas menempatkan CD lagu anyar itu di CD changer mobilnya.

"Terimakasih ya ko", kataku dengan puas serta menimang-nimang nimang CD itu, lantas mulai membaca lihat judul lagu yang ada di dalam CD itu.

"Iya iya… mari makan dahulu, saya telah lapar nih", kata kokoku sekalian menggerecoki rambutku sampai jadi sedikit awut awutan seperti berikut.

"Iih… apaan sich", saya bersungut-sungut serta memburu kokoku yang telah larikan diri ke dalam. 

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS PART4

Sekianlah bila saya berbicara kokoku, kami kerap jadi sedikit ribut dalam gurau semacam ini. Selanjutnya kami makan bersama sembari sama-sama ceritakan beberapa hal yang baru kami alami.  Tentunya saya tak segila itu untuk ceritakan semua pekerjaan seksual yang kualami di kokoku.

"Me, saya kelak perlu handycam. Berada di kamu kan me?", bertanya kokoku saat kami telah usai makan.

"Oh iya… sekejap saya ambilkan ya ko", kataku sekalian membersihkan tanganku.

"Aku lekas turut saja ke kamarmu me, sekaligus meriksa anti virus di komputermu", kata kokoku.

"Ok dech", kataku serta saya menanti kokoku tuntas membersihkan tangan, lalu kami keduanya sama ke atas ketujuan kamarku sekalian kadangkala sama-sama mengejek, dan sekali ini saya yang menang demikian saya memanfaatkan Cie Stefanny sebagai bahan ledekan.

Saya lepaskan sepatu dan kaus kakiku, yang lalu segalanya kutaruh di almari sepatu. Saya jadi terpikir tempo hari, waktu Jenny dan Sherly tiba mengantarku serta memandang sepatu Cie Stefanny.

Sejenak jantungku berdegap kuat. Tau-tau saya terasa takut mengandaikan apa reaksi kokoku kalaupun dia memandang Cie Stefanny tertidur di dipan kamarku pada situasi telanjang bundar. Tetapi aku lekas kembali tenang saat saya sadar jika tiada sepatu siapa saja yang di muka pintu kamarku.

Dalam kamar, saya menghidupkan AC dan buka korden jendela. Selesai kokoku membenahi anti virus di komputerku dan handycam itu kuberikan kepadanya, kokoku minta pamit padaku, tuturnya ingin temani papi mama. Mereka akan pulang hari Minggu kelak, yang kemungkinan besar mereka pulang pada malam hari seperti biasanya.

Sembari tutup pintu selesai kokoku udah keluar kamarku, saya mulai memikir, memiliki arti saya sendirian sampai esok malam. Dan saya tahu saya mustahil bisa lolos dari gempuran tiga pejantan di rumahku ini kalaupun saya tidak menggembok diri di kamarku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Tetapi saya kebingungan pun pikirkan apa yang penting kulakukan saat saya harus makan nanti malam. Entahlah, kemungkinan saya harus meredam lapar malam nanti. Yah, menganggapnya saja diet.

Karena itu saya mengancing pintu kamarku, namun sebuah ketukan di waktu saya masih sedekat ini dengan pintu kamarku membuatku menjerit terkejut.

"Me, ada apakah?  Ini barusan saya lupa kalaupun saya bawain kamu roti tawar serta keju kegemaranmu", kudengar nada kokoku dari balik pintu.

Saya buka pintu lalu saya menghambur serta merengkuh kokoku dengan lega. Jantungku berdegap kuat, serta saya usaha menentramkan diriku dengan menyelinapkan parasku di dada kokoku yang cukup bagian ini.

Kokoku balas memegang badanku secara halus, dan saya selalu diam dalam dekapan kokoku.

"Me, ada apakah?  Barusan kamu kok sampai menjerit semacam itu?", bertanya kokoku dengan bingung.

"Aku… anu… memang siapakah yang gak terkejut jika pintu yang baru kukunci telah diketok begitu?", saya berkeberatan dan mendangak melihat kokoku, dan saya menempatkan muka cemberut.

"Ooh… sorry dech kalaupun begitu", kata kokoku lalu membelai rambutku dengan sayang.

Saya suka sekali dengan tindakan halus kokoku ini. Saya kembali menyelisipkan parasku ke dada kokoku, dan saya merasakan aman ada dalam dekapan kokoku.

Sebetulnya saya gak pengin membebaskan kokoku pergi, saya ingin nikmati merasa aman ini. Tetapi saya takut kokoku justru syak wasangka dengan sikapku.

Jadi dengan berat hati saya membebaskan dekapanku di kokoku, lalu saya terima roti pemberian kokoku, sudah pasti tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepadanya.

Sesudah kokoku keluar kamar, saya kembali menggembok pintu kamarku biar saat kokoku telah pergi, saya telah aman. Sekurangnya siang ini saya bebas dari problem pak Bijaksanain, Wawan serta Suwito yang benar tidak ikhlas membiarkanku tidak bekerja.

Serta roti yang diberi kokoku ini pastinya dapat selamatkanku dari rasa lapar sewaktu kelak saya harus terpenjara dalam kamarku sendiri, buat mengelit gairah tiga pejantan itu.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS PART4

Sekarang saya mau tidur siang barang sekejap, biar malam nanti saya tidak penat atau mengantuk saat Andy menghubungiku. Dan pastinya saya gak ingin lekas tidur demikian saja, saya pengin tubuhku bersih maka dari itu saya dapat tidur secara nyaman.

Karena itu saya siap-siap untuk lekas mandi. Sekalian menenteng handuk, saya datang ke kamar mandiku untuk mempersiapkan air hangat pada shower dengan memutar handel keran ke yang kebanyakan.

Seusai saya berasa air yang memancar dari shower ini tidak terlampau dingin, dengan rileks saya melepaskan busana dan rok seragam sekolahku,  bra dan celana dalamku, lalu segalanya kutaruh dalam keranjang busana kotor.

Saya mengamankan pintu kamar mandiku dan saya lekas berdiri di bawah siraman shower air hangat ini sampai rasa penat yang menimpa badanku sedikit terobati.

Sehabis semua badanku basah, saya mulai memberikan hati badanku dengan cairan sabun mandiku yang halus, namun saya jadi menggigit bibirku sendiri waktu saya menyabuni ke-2  payudaraku.

Sekian kali telapak tanganku menyenggol puting payudaraku tanpa berniat waktu saya mencuci ke-2  payudaraku, serta dari mulanya yang tak menyengaja itu sekarang saya sendiri yang malahan menyengaja sentuh serta merayu ke-2  puting payudaraku sendiri.

"Mmmh…", saya mengesah nikmati rasa panas yang mulai menjalari badanku.

Saat ini saya mulai meremas halus ke-2  payudaraku sendiri, sembari mengandaikan Andy sedang mencumbu serta memanjakanku dengan mesra di kamar mandiku saat ini.

"Mmmh…", saya kembali mendesah dengan napas mengincar, sembari pejamkan mataku serta nikmati fantasy liar yang penuhi pikiranku ini.

"Ohh… Andy…", saya mendesah, dan sejalan hasratku yang tambah menggelegak, saya mulai meraba bibir vaginaku sendiri.

Seluruhnya rabaan serta penekanan yang kulakukan pada bibir vaginaku dengan jemari jari tanganku ini membuatku mulai terlepas kontrol. Saya mengandaikan Andy sedang mencumbuiku dengan mesra, pun tengah meraba dan meremas ke-2  payudaraku secara lembut semacam ini.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Hasratku telah mulai kuasai diriku. Tanganku seperti bergerak sendiri, mencelupkan jemari telunjuk kananku ke lubang vaginaku. Rasa nikmat saat jemari tanganku memikat lubang vaginaku sendiri membuatku mengayalkan Andy menggagahiku dengan penuh cinta di kamar mandiku saat ini.

"Mmm… ssshh…", saya mengerang, mendesah, serta menggeliang perlahan-lahan di bawah siraman air hangat yang nyaman ini, sembari nikmati nakalnya jemari tanganku yang menarik lubang vaginaku sendiri dan saya lagi mengandaikan Andy yang melaksanakan semuanya padaku.

Rasa panas mulai menjalari sekujur badanku, dan napasku tambah tidak teratur. Saya pejamkan mataku dan ke-2  pahaku ini kurapatkan semaksimal mungkin nikmati tiap-tiap renyutan yang memunculkan rasa nyeri di lubang vaginaku.

Desahanku mulai berganti jadi dengusan, dan tidak lama setalah itu badanku tersentak sentak diterpa orgasme.

"Andyyy…", saya mendesah panjang, gak kuat kembali terima semuanya kesan ini, dan saya menarik jemari telunjuk kananku dari capitan lubang vaginaku.

Dengan napas terengah-engah, saya lihat ke wilayah selangkanganku, di mana cairan cintaku lagi merembes membasahi ke-2  pahaku. Ke-2  betisku kembali berasa pegal karena kenakalanku ini, dan tenagaku kembali lagi seperti musnah demikian saja tidak tahu ke mana.

"Duh… saya ini mengapa sich… kok jadi seperti ini…", saya menyambat perlahan membatasi malu memahami bila saya barusan bermasturbasi sembari mengandaikan Andy, dan saya usaha mendesak hasrat birahiku ini.

Perlahan-lahan saya mulai sembuh dari situasi terangsang ini, serta orgasmeku sudah menyurut. Rambutku jadi basah seluruh, serta saya memastikan untuk keramas sekaligus. Tidak lupa saya bersihkan lubang vaginaku baru saja sempat disanggupi cairan cintaku ini, dan sekarang saya udah terasa nyaman dengan badanku.

Kemudian saya menghanduki rambut serta badanku sampai kering, lalu saya membelitkan handuk ini sampai tutup 1/2 sisi payudaraku hingga sampai ke 1/2 pahaku.

Serta saya anyar keluar kamar mandiku, waktu saya hampir menjerit di saat saya menyaksikan bayang-bayang sebagian orang di jendela kamarku tadi gordinnya tidak kututup.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS PART4

"Kalian ini telah edan ya!", saya 1/2 menyentak di Wawan dan Suwito yang asyik menyaksikaniku dari jendela kamarku

Saya sebetulnya bukan tak ingat kalaupun badanku ini udah berkali kali dicicipi dan dijarah habis oleh mereka. Tentu bertelanjang badan di depan mereka telah bukan hal yang gemilang, apa lagi kini badanku masih terlilit handuk mandiku. Namun tidak tahu mengapa, sekarang saya terasa geram diintip oleh mereka semacam ini.

Wawan dan Suwito beraga tidak dengar kata kataku, dan mereka berdua menyimpan tangan mereka pada telinga mereka sembari buka mulut mereka, seakan ingin saya mengulang-ulang kata kataku, sampai saya semakin geram. Memandang sikap mereka ini saya tahu kokoku sudah pasti pergi. Kalaupun kokoku belum pergi, mustahil mereka berani kurang ajar sesuai ini padaku.

Saya mengambil langkah ke jendela serta akan tutup korden jendela kamarku ini, saat tiba-tiba terbayang sebuah buah pikiran yang membuatku pengin ketawa.

Lihat mereka selalu melihatiku begitu, saya bukan menutupkan korden jendela kamarku, namun saya jadi membebaskan handuk yang membalut badanku, serta dengan perlahan-lahan saya turunkan handuk ini.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama