CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS PART3

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS PART3

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS PART3, Hasrat-Bispak27 "Udah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sembari mengelap penisnya yang nyata belepotan sperma berbaur cairan cinta Cie Fifi itu dengan memanfaatkan celana dalam Cie Fifi.

Cie Fifi gak bereaksi, dia cuman diam dan pejamkan matanya. Sang cebol memakai celana dalam dan celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.

Selang berapa saat, Cie Fifi  bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok pakaiannya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.

Kayaknya Cie Fifi betul-betul mempersiapkan kantung plastik itu buat simpan celana dalamnya yang ia mengetahui dapat dikotori sang cebol seperti saat sebelum awalnya.

"Dasar. Telah orangya cebol, tidak sadar kali kalaupun burungnya itucebol pun", gerutu Cie Fifi yang lantas tinggalkan gudang ini.

Kalimat Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuma pendek, permasalahan yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?

Ya ampun… kenapa pula saya mesti ingin tahu dengan penis sang cebol???

"Emmkh…", saya mendesah terhambat di saat tau-tau kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.

"Elok, marilah tuturnya pengen nyepong. Kapan keluarnya kalaupun dari barusan hanya kamu emut saja?", bertanya Dedi yang saat ini dengan kejam lagi mendesak nekan kepalaku sampai mukaku tenggelam di muka selangkangannya, dan penis Dedi itu kian menganiaya lubang kerongkonganku.

"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum dan mainkan lidahku di penis Dedi, agar dia tak melanjutkan siksaannya padaku.

"Nah… begitu cantik… marilah terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang saat ini mendesah serta mengaduh kenikmatan nikmati service oralku.

Ke-2  tangan Dedi membelai rambutku secara lembut saat lagi saya selalu usaha membikin penis Dedi berejakulasi. Kadang-kadang saya memandang nakal pada Dedi, biar dia semakin terangsang sampai pekerjaanku akan usai bisa semakin cepat.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS PART3

"Mmmhh…?", saya gak dapat berbicara, cuma dapat mengguman tidak terang waktu kurasakan sepasang tangan meremas ke-2  bongkahan bokongku.

Ke-2  tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu telah tidak ada siapa siapa kembali saat saya menyambung service oralku. Lantas ke-2  tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?

"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar nada yang cukup kukenal dari belakangku.

Hatiku seperti kesiram air es. Mulai sejak kapan Pandu telah ada di sini? Kenapa barusan saya gak menyaksikannya?

"Mamamm…", saya mau larang Pandu, tetapi sekarang mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya gak dapat bercakap secara terang.

Telat, Pandu udah menguak rok seragam sekolahku, serta saya telah pasrah tunggu hukuman yang hendak dikasihkan Dedi kalaupun dia melihatku memanfaatkan celana dalam ini.

"Eh Pan Pan… tidak bisa… saya dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.

"Iya iya…", gerutu Pandu lalu berganti status dengan Dedi.

Saya diam dengan jantung yang berdetak kian cepat. Dua murid biadab ini bakal selekasnya melumatku di gudang ini, tetapi yang amat kutakutkan merupakan Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan semuanya rencanaku. Selayaknya barusan itu saya dapat lolos dari gudang ini tak perlu ngeseks dengan Dedi, tapi…

Tidak ada waktu untukku buat memikir maupun berleha leha. Tiba-tiba badanku telah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2  kakiku yang direntangkan cukuplah lebar. Lantas dengan rangking ke-2 kakiku yang selalu begitu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu telah mengacung penisnya yang nyatanya sudah ereksi itu di muka parasku, meminta service oralku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dengan kecewa saya mengulum penis Pandu, dan saya keluarkan seluruhnya tehnik oralku biar Pandu cepat menggapai pucuk dan nanti dia tidak turut nikmati lubang vaginaku sehabis Dedi tuntas nikmati badanku. Saat itu kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, cocok pada bagian bibir vaginaku. Dedi sudah mengetahui. Saya pejamkan mata dan pasrah terima nasibku.

"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… sebab itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, sebab kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya omong kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 mendamprat.

Saya tidak berani menjawab, tidak berani melihat. Ingin rasanya saya menangis, tetapi saya gak pengin kelak kawan temanku khususnya Jenny jadi menanyakan bertanya bila kelak mataku kelihatan sembab.

Saya cuma dapat pasrah dan selalu mengoral penis Pandu, sembari tunggu hukuman yang bakal dikasihkan Dedi padaku.

"Mmmkh…", saya mendesah terbendung sewaktu kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku masih yang tertutup celana dalam ini.

Jemari tangan itu bergerak gerak dalam sana, menyebabkan kesan yang aneh sewaktu saya mengetahui celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mengesah dan selalu mendesah terbendung, tetapi saya tidak lupa jika saya mesti memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini selekasnya berejakulasi.

"Mmmh… aaahh…", saya gak kuat kembali, saya mengerang serta meronta kesakitan saat saya rasakan pedih di vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.

"Sedap kan Elok?", ledek Dedi saat saya melihat ke belakang buat lihat apa yang tengah dilakukan Dedi.

Saya menyaksikan sisi bawah celana dalamku tarik ke atas. Ternyata itu membuat sisi depan celana dalamku ini terlipat, dan menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya buat hentikan semuanya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

Namun Dedi betul-betul ingin menghukumku. Celana dalamku ini digeret ke atas dan kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini kian jadi selesai.  Di antara pedih serta nikmat.

"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, tetapi Dedi cuma ketawa tawa.

"Telah, gak boleh ngoceh lagi! Teruskan!", tau-tau Pandu memutar kepalaku sampai mukaku kembali menghadap penisnya, serta Pandu selekasnya memberikan penisnya itu ke mulutku.

"Mmmph…", saya mengesah ketahan, namun sekarang ini saya tidak punya alternatif lain, saya mesti menambahkan service oralku buat penis Pandu.

Di belakangku, Dedi ternyata telah tak sabar buat nikmati badanku. Saya rasakan sisi bawah celana dalamku disingkap, serta suatu benda pijakl, hangat dan lumayan besar, yang nyata kepala penis Dedi itu, sekarang melekat serta memojokkan bibir vaginaku.

Badanku menyebutng sekejap sewaktu penis Dedi memisah lubang vaginaku dan selalu melesak masuk. Saya pejamkan mata membatasi sakit, serta seterusnya saya terus usaha menambahkan service oralku buat penis Pandu saat Dedi mulai memompa lubang vaginaku.

Sekali ini Dedi perlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya tiap-tiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menikam demikian pada dalam lubang vaginaku. Seringkali saya melenguh ketahan, serta saya mulai gak dapat fokus untuk mengoral penis Pandu.

Oleh karena itu saya mesti kian menanggung derita saat Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai mukaku melekat di muka selangkangannya. Saya harus bertarung menghentikan mual karena berbau apek yang mengenai hidungku, pun saya harus menghentikan merasa sakit bersatu nikmat pada lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.

Saat ini saya cuman mengharap pasienanku ini lekas usai. Saya pun mengharap busana seragam sekolahku ini tak lecek dan basah oleh keringatku selesai saya tuntas ditiduri oleh dua begundal ini. Sesudah saya menyatukan segala tenagaku, saya melingkarkan ke-2  tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap dan menghirup penis Pandu kuat kuat.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS PART3

"Oooh…", Pandu mulai melolong dan kurasakan dia akan melepas penisnya dari gempuranku, barangkali dia tidak sanggup mencegah keasyikan service oralku.

Tetapi saya gak ingin melepasnya, saya harus membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2  tanganku yang kugunakan buat menghentikan badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat serta sejenak lalu penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Seluruhnya kulakukan di tengah-tengah gencarnya sikatan penis Dedi pada lubang vaginaku.

"Aahh… enaknya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kenikmatan sewaktu kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.

Selanjutnya bajingan tengik ini keluar juga.  Saya menelan semuanya cairan dalam mulutku ini, tetapi saya tidak ingin Pandu bisa lolos demikian saja. Dia telah menghancurkan rencanaku baru saja semestinya telah sukses. Saya sangat jengkel kepadanya.

Saya terpikir bagaimana saya bersama Jenny, Sherly serta Cie Stefanny tempo hari sukses taklukkan tiga pejantan di rumahku, dan kupikir saya barangkali dapat menggunakan trik yang serupa buat menumpahkan frustasiku di Pandu. Saya selalu mengisap penis di mulutku ini kendati pun penis itu telah melunak benyek.

"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong tidak kuat terima gempuranku, akan tetapi saya belum usai dengannya.

Saya selalu menghirup serta mengisap penis Pandu, hingga selanjutnya dia menguik nguik seperti mau disembelih saja. Selanjutnya saya menyudahi kulumanku pada penis Pandu, dan waktu saya membebaskan tanganku, Pandu langsung ambruk lemas, sama dengan nasib beberapa pejantan di rumahku yang tergolek sehabis saya serta beberapa pacarku balik menyetubuhi mereka.

"Oooh… kamu sungguh-sungguh pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau serta menusukkan penisnya dalam dalam lubang vaginaku.

Dadaku terasanya bakal meletus saat saya dengar penghinaan Dedi barusan. Sehabis Dedi tuntas siramkan spermanya dalam lubang vaginaku, saya selekasnya berdiri, balik tubuh, dan sekali ini saya menampar Dedi.

‘plaak… plaak…', kedua kalinya saya menampar pipi Dedi, keras sekali.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dedi takjub menatapku seperti tidak meyakini dengan yang baru-baru ini terjadi.

"Brengsek, kamu tetap bisa bisanya mengejek saya", desisku dengan nada gemetaran sangking berangnya.

Keadaan di gudang jadi sunyi. Deru detak jantungku dapat kudengar secara terang. Saya menggigit bibir menghentikan tangis. Saya benar-benar sakit hati waktu Dedi menyebutku pelacur.

Tanpa pedulikan mereka kembali, saya lekas keluar gudang ini. Tetapi saya sadar jika saya mesti beres-beres diriku dalam toilet, sekalian sedikitnya saya mesti bersihkan tersisa sperma Dedi yang meluluh dari bibir vaginaku.

Dalam toilet, saya lekas mengusung rok seragam sekolahku, serta saya ambil tissue yang siap buat mengelap lelehan sperma disekitaran pangkal pahaku. Beberapa tissue kuambil dan kuselipkan di sisi dalam celana dalamku yang sedikit basah, agar dapat membantu rasa gak nyaman di selangkanganku.

Serta sekali ini saya telah tak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya mesti terima ejekan semacam ini? Dengan berurai air mata, saya mengatur rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung make-up tipis di mukaku tidaklah sampai hancur karena air mataku.

‘kriiing…', bel pertanda jam pelajaran berubah telah keluarkan bunyi.

Saya cepat keluar toilet serta saya sedikit lari menjurus kelasku. Diperjalanan saya menyaksikan pak Totok yang anyar keluar kelasku, dan aku segera menjumpainya.

"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tau-tau sakit pada perut, jadi tidak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian sampaikan argumen kenapa saya barusan tidak dapat ada dalam kelas.

"Selamat siang Eliza. Ya, tidak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tak ada quiz maupun ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu nyata sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Jika masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS PART3

‘Uh… UKS? Tidak deh… saya tak mau tertiban tragedi untuk ke-2  kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.

"Gak mesti pak, Eliza telah lebih enak. Terima kasih pak, saya kembali lagi ke kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit pada pak Totok.

"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.

"Selamat siang pak", kataku dengan lega, serta saya lekas balik ke arah ke kelas untuk ikuti jam pelajaran paling akhir.

IV. Sebuah Janji Yang Menyenangkan

"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya telah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny saat saya telah duduk di sampingnya.

"Tadi… saya sesudah sakit di perut Jen", jawabku lambat.

"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu habis nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan takut.

"Iya, barusan perutku tiba-tiba sakit sekali, saya tidak kuat metahan sakitnya, jadi saya hingga nangis. Tetapi saya telah tambah enak kok saat ini Jen", saya bohong agar Jenny stop mencemaskanku

"Saat ini perutmu sudah tidak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan sedih.

Saya geleng-geleng kurang kuat sembari usaha tersenyum pada Jenny.

Sebetulnya saya berasa sedikit tidak sedap lantaran saya harus bohong di Jenny yang demikian memerhatikan serta mencintaiku. Perasaan salah ini sedikit mengusikku, walaupun saya tahu ini yakni yang terpilih, ketimbang ada yang dengarkan perbincangan kami waktu saya akui apa yang sebetulnya berlangsung padaku saat lagi saya berada di toilet, atau mungkin lebih benarnya di gudang barusan.

Namun tidak lama setalah itu Jenny udah kembali repot menarik dan mengejekku bab Andy. Manalagi sewaktu jam paling akhir ini hari guru yang sebaiknya mengajarkan di kelas kami tak masuk, maka kami bebas belajar sendiri. Jenny kian semangat memikatku, serta saya telah habis akal untuk membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuman dapat tersenyum malu.

Serta saat saya tidak tahu harus lakukan perbuatan apa, tau-tau saya melamunkan Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Apa ya yang kurang lebih lagi dijalankan Andy? Apa yang lebih kurang ada pada ingatan Andy waktu ini? Apa dia memikirku? Tiba-tiba saya telah berasa kangen di Andy.

"Duh… bidadari yang berikut kembali jatuh hati deh… hingga sampai sampai saya tidak dikira kembali", keluh Jenny.

"Siapa sich…", saya kembali lagi coba menghindari.

"Getho ya? Kalaupun gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sekalian lihat ke atas.

"Jeen… apaan sich… memang kamu ingin katakan apa ke Andy?", saya merengek-rengek.

"Mmm… saya ingin omong apa ya… saya pengen ngomong, kalaupun Eliza tidak sukai dengannya", Jenny menjawab dengan tipe cuek bebek sekalian mulai mengepaki buku bukunya ke tas sekolahnya, sebab bel pulang sekolah memang baru-baru ini mengeluarkan bunyi.

"Jeen… tidak boleh begitu dong… aku…", saya mulai kuatir jika kalau Jenny sungguh-sungguh dalam kata tukasnya, dan saya serta terus merengek-rengek.

"Kalaupun getho kamu tak boleh menangkis selalu sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali menarikku.

"Aku…", saya gak dapat bercakap apa apalagi dan parasku rasanya panas sekali.

Jenny menatapku dengan senyuman jail. Saya cuma dapat tersenyum malu sembari membenahi seluruhnya buku serta alat tulisku ke tas sekolahku. Seusai doa pulang, saya serta Jenny siap-siap keluar kelas sewaktu Sherly tau-tau tampil di muka pintu kelasku.

"Duh…", saya menyengaja mengeluhkan sewaktu saya lihat Sherly tersenyum senyuman.

"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.

"Kalian ini pengen hingga sampai kapan sich anyar bahagia nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.

"Sampai kamu jadian sama Andy, serta nraktir kita kita", kata Jenny serta Sherly nyaris berbareng serta mereka ketawa puas.

"Ssstt!! Apaan sich? Kalaupun yang lainnya dengar bagaimana coba!", saya marah-marah dengan was-was.

"Sebab itu tidak boleh ngelamun saja sayang… simak donk di sini sudah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sembari memelukku.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS PART3

Saya lihat ke seputarku, rupanya memang kelasku ini telah kosong selainnya kami bertiga. Tetapi tetap juga saya khawatir jika ada yang dengar kata-kata mereka barusan perihal saya jadian sama Andy. Saya tidak pengin Andy dengar isu yang tak tidak, saya gak ingin hubunganku dengan Andy yang barusan mulai bersemi ini jadi hancur.

"Yok, kita temani kamu hingga ke mobilmu ya", kata Sherly lalu menggamit tanganku.

"Tetapi, saya pengin mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian terlebih dulu saja dech", saya coba memberikan argumen untuk pisah pada mereka, agar saya tidak tanpa henti menjadi bahan ledekkan mereka.

"Ya tidak apa apa, ketepatan saya  haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.

"Saya pun haus kok. Ya telah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang saat ini telah tarik tanganku.

Saya tidak miliki argumen kembali, jadi saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Sudah pasti ledekan mereka kepadaku kembali bersambung, serta saya cuman dapat tersenyum malu.

Sampai di kantin, hatiku jadi geli di saat saya memandang sang cebol. Saya terkenang perbuatan bobroknya di gudang barusan kepada Cie Fifi.

Akan tetapi saya usaha punya sikap biasa. Ditambah lagi Cie Fifi udah menegur kami serta bertanya apa yang kami pesan. Seusai kami bertiga tuntas minum, kami lekas bayar pesanan kami serta minta pamit di Cie Fifi.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama