CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS, Hasrat-Bispak27 Sudah berapa menit saya terjaga dari tidurku. Biarpun saya udah terasa cukup lebih enak, saya masih pengin bermalas-malasan, dan membebaskan badanku yang telanjang bundar dan terpendam dalam bedcover ini selalu terbujur, nikmati empuknya ranjangku. Kadang-kadang saya menciumi rambutku yang terbentang di atas bantalku ini, nikmati lembutnya rambutku namun juga wanginya berbau rambutku ini.

Dan saya udah kembali tersenyum senyuman sendiri lantaran saya terlintas peristiwa dalam hari tempo hari bersama Andy, dimulai dengan sikap canggungnya di sekolah waktu temaniku hingga sampai balik ke kelasku, serta yang amat membuatku berbahagia merupakan SMS Andy malam harinya, yang mengingatiku supaya lekas istirahat dan tidur lantaran ia mengerti saya kepayahan.

Akan tetapi, Andy tahunya saya kelelahan karena belajar hingga malam, tidak dikarenakan ngeseks berkali kali sejak mulai tempo hari lusa. Saya melihat jam kamarku, nyatanya udah jam 5:10 pagi. Jadi saya menarik napas panjang, siap-siap menjalankan ini hari yang tidak tahu dapat berikan warna apalagi pada kehidupanku.

"Auw…", saya menyambat perlahan-lahan waktu saya melangkah kakiku ke kamar mandi.

Ke-2  betisku masih berasa demikian pegal saat kupakai jalan, sampai lubang vaginaku kadangkala berasa sedikit nyeri. Rupanya badanku tetap belum sembuh betul seusai tempo hari saya terbawa dalam acara pesta sex yang liar itu. Walau sebenarnya saya telah istirahat semalaman tanpa problem, sampai saya telah tidur lebih mula seusai terima SMS Andy seputar jam 9 tempo hari malam.

Saya mengambil langkah tertatih tatih ke dalam almari bajuku untuk ambil bra dan celana dalamku, pula seragam putih abu abu. Peduli benar-benar dengan teror Dedi, ini hari saya menetapkan untuk menggunakan celana dalam. Sepanjang hari tempo hari di sekolah saya terasa benar-benar was-was, mengayalkan kawan temanku di sekolah tahu bila saya tidak kenakan celana dalam. Kalaupun kelak Dedi menyusahkanku, saya udah pasrah.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS

Terkadang saya meratap, saat terasa sakit yang menimpa betisku ini mengacaukan cara kakiku. Bahkan juga sekarang saya baru merasai jika otot perutku  sedikit kejang, seperti habis kerjakan sit up berkali kemungkinan.

Tetapi perlahan-lahan saya mengetahui satu perihal yang aneh, tidak tahu mengapa saya justru nikmati terasa sakit yang menimpa perutku ini.

"Ih… apaan sich saya ini… zaman pagi pagi telah rusuh gini…", saya bersungut-sungut serta memarahi diriku sendiri.

Jadi saya usaha tidak untuk melepaskan pikiranku melayang-layang kemanapun. Selesai saya gantungkan seluruhnya lembar kemeja yang bakal kukenakan namun juga handukku, saya mengamankan pintu kendati saya masih ingat bila pintu kamarku terkunci. Tetap rasanya aneh bila saya harus mandi tanpa mengancing pintu kamar mandi, serta saya tak mau bila saya jadi biasa semacam itu.

Saya mulai memberikan hati badanku dengan shower air hangat dan cairan sabun mandiku yang harum, halus beri kesegaran. Sesudah usai, saya selekasnya keringkan badanku serta memakai bra dan celana dalamku, lalu saya tuju meja dandanku menyaksikani bayang-bayang diriku di cermin.

"Sayang kamu sudah gak virgin… semestinya virgin kamu itu cuma buat Andy… jika kedepannya Andy tahu kamu telah tidak virgin, apa Andy masih ingin sama kamu?", saya berujar pada bayang-bayang diriku dalam cermin, dan sekarang hatiku jadi bersedih.

Saya mulai pakai pakaian serta rok seragam sekolahku. Rasa pegal di ke-2  betisku udah berasa sedikit menyusut. Seusai mematikan AC kamarku, saya mengecek beberapa buku yang berada pada tas sekolahku, meyakinkan tiada yang ketinggalan serta gak lupa saya masukkan handphoneku ke tas.

Lalu saya memakai sabuk yang umum kupakai ke sekolah dan siap-siap buat membereskan performaku di muka meja dandanku, waktu tiba-tiba saya dengar telpon selulerku keluarkan bunyi, dan dari deringnya saya tahu jika ada SMS masuk.

Saya cepat buka tasku cari hpku, dan selekasnya membaca isi SMS itu dengan penuh ingin.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

‘Pagi Eliza. Kamu udah tambah enak? Saya berharap ini hari kamu udah lebih sehat serta gak penat.'

Di saat saya lihat nama pengirimnya yakni Andy, hatiku kembali berbunga bunga. Aku terus menulis balasan perkataan terima kasih sekalian jawaban kalau saya udah lebih sehat dan sudah tak lelah. Saya suka sekali lantaran saya berasa Andy mulai berani memberinya perhatiannya padaku.

Selesai saya menaruh hpku dalam tas sekolahku, saya kembali siap-siap mengatur performaku di muka meja dandan. Saya memblow rambutku dengan hair dryer sekalian menyisir rambutku sampai tampak rapi dan cantik megar, lalu saya memberi sedikit bedak pada parasku.

Ini hari saya mau kelihatan lebih elok serta menarik dihadapan Andy, serta saya memoleskan lip gloss sesuai kebutuhan pada bibirku.

"Andy… kalaupun saja kamu tahu… saya suka dengan perhatian yang kamu kasih padaku…", saya mengguman lambat sekalian melihati diriku di cermin menegaskan tidaklah ada yang keliru dengan tampilanku.

‘tok tok tok…', kedengar nada ketukan di pintu kamarku yang membubarkan lamunan elokku.

"Siapa?", saya menanyakan sembari ambil tas sekolahku, lalu saya ambil langkah menuju pintu kamarku.

"Saya non, sarapannya udah saya persiapkan", kedengar jawaban Sulikah.

Saya buka pintu kamarku yang terkunci, serta ucapkan terima kasih di Sulikah. Selanjutnya saya menutup pintu kamarku, serta saya ambil kaus kakiku di almari kecil yang berada pada sisi rack sepatu, serta saya menggunakan kaus kaki namun juga sepatuku.

Tiba-tiba saya tersadarkan, tidak tahu mengapa Sulikah tetap berdiri di dekatku.

"Sulikah? Mengapa?", saya menanyakan terheran-heran.

"Non Eliza, ini hari non elok sekali…", kata Sulikah yang tetap menatapku denganc penglihatan terpukau.

"Terima kasih ya", saya tersenyum suka.

Dalam hati saya mengharap di sekolah kelak Andy akan juga memujiku sebagai berikut, biarpun bila lihat Andy yang malu seperti tempo hari, rasanya keinginanku itu tak mungkin diwujudkan sekencang itu.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS


Saya turun ke ruangan makan untuk nikmati makan pagi pagi. Saya makan semakin sedikit dari kebanyakan, karena tau-tau saja saya takut jadi gendut. Saya tidak ingin menjadi dilihat tidak menarik untuk Andy. Dengan cara cepat saya merampungkan sarapanku, serta seusai membersihkan tangan dan mulutku, saya ambil langkah tuju garasi.

Dari sana saya lihat pak Bijakin lagi mengelapi mobilku. Waktu saya merapat, pak Bijaksanain yang melihatku saat itu juga menyudahi kerjanya, serta dia menatapku seperti anyar pertama kalinya melihatku saja.

Demikian pula Wawan serta Suwito yang semula sapu langit langit di garasi, saat ini terdiam melihatku sembari masih menggenggam sapu panjang pada tangan mereka.

"Pak Bijaksanain, ngelapnya telah dahulu ya. Tolong lapnya diminggirkan dahulu donk, Eliza sudah pengin pergi sekolah nih", saya berucap di pak Berbudiin sembari menunjuk lap yang ada pada atas kap mesin mobilku.

Tidak ada jawaban dari pak Bijaksanain yang cuman membawa lap itu dari kap mesin mobilku, dan konyolnya dia kerjakan itu sembari selalu menatapku. Di saat saya lihat seputar, saya menyaksikan Wawan dan Suwito pun punya sikap sama, mereka terus mematung sembari menatapku.

"Hei! Kalian semuanya ini mengapa sich? Tidak pernah review cewek cakep ya?!", saya berniat mendamprat dengan nada yang lumayan keras sampai mereka terkaget.

Suwito hingga sampai nyaris terpelanting dari bangku yang dinaikinya, dan Wawan dengan paras terperanjat jatuhkan sapunya. Pak Berbudiin sendiri mengelus dadanya berulang kali. Saya menghentikan tawa menyaksikan reaksi mereka bertiga ini, tetapi saya usaha selalu memasangkan muka seserius mungkin. 

"Yah non Eliza, keras sangat suaranya… buat terkejut saja!", gerutu pak Berbudiin lalu mulai dekatiku.

Wawan dan Suwito turun dari bangku mereka, serta mereka berdua mulai dekatiku dengan penglihatan mata mereka yang benar-benar kukenal, penglihatan mata mereka sewaktu mereka demikian gaungs dan bergairah nikmati badanku.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS

"Eh eh… kalian pengin apa? Tidak! Tidak mau!!", memahami apa yang bakal dikerjakan oleh pak Berbudiin, Wawan serta Suwito, saya berseru cemas dan cepat cepat masuk ke mobilku, lalu saya mengancing pintu mobilku saat sebelum mereka sukses tangkapku.

Tetapi saya buka sedikit kaca pintu mobilku di sisi kiri, agar saya dapat dengar apa kata mereka, pula agar mereka dapat dengar jawabanku yang benar kuusahakan untuk bikin mereka lebih kecewa.

"Marilah non Eliza… Sekejap saja non", kata Wawan dan Suwito nyaris berbareng dan mereka menarik narik handel pintu mobilku, coba buka pintu mobilku yang udah terkunci ini.

"Tak ingin! Tidak mau! Kelak bajuku lecek! Utamanya tidak ingin!", saya menjawab dengan suara yang lumayan keras dan menggelengkan kepalaku berkali kali, namun saya berencana mengerling mengarah mereka, dengan style yang kubuat semenggoda mungkin. 

Ke-3  pria itu memandang diriku dengan gaungs. Diam diam saya terasa seram memikirkan apa yang bisa terjadi jika kini saya hingga sampai ketangkap mereka. Dapat dapat saya telat masuk sekolah lantaran dipaksakan layani gairah birahi mereka lebih dulu.

Sesudah seringkali saya menggelengkan kepala dengan kerlingan nakal untuk menjawab keinginan mereka yang memaksakan saya turun sesaat, selanjutnya mereka berserah pula serta kembali menambahkan tugas mereka. Pak Bijakin mengelap mobil mamaku, sedang Wawan dan Suwito kembali naik ke bangku barusan mereka gunakan dan menyambung sapu langit langit garasi ini.

Sembari tersenyum senyuman sebab merasa menang, saya menghidupkan mesin mobilku. Serta sewaktu saya menyaksikan mereka bertiga pura pura gak tahu jika mereka mesti memberikan pintu garasi dan pintu gerbang bagiku, saya tekan klakson mobilku sampai mereka kaget dan semua alat bersih bersih yang ada pada pegangan mereka itu kembali jatuh ke lantai garasi.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Saya sudah tidak tahan kembali dan saya ketawa sejadi jadi sekalian tutup kaca jendela mobilku. Pak Berbudiin yang sangat dekat dengan mobilku nampak bersungut sungut sembari memberikan pintu garasi dan selanjutnya pun pintu gerbang, sementara itu Wawan serta Suwito kembali menatapku dengan gaungs.

Saya meleletkan lidah dengan suka, kendati saya tahu sehabis pulang sekolah kelak mereka bertiga tentu akan membalasnya sakit hati padaku, tidak tahu dengan secara menjadikanku piala bergilir atau piala bersama-sama. 

Tetapi saya tidak peduli, toh tanpa kugoda seperti barusan lantas mereka bertiga udah berkali kali menjadikanku betina mereka saat tidak ada siapa siapa di dalam rumah.

Tidak tahu kelak apa yang bakal mereka lakukan padaku selesai seluruh yang kulakukan ini, kalaupun kelak saya betul-betul harus sendirian dalam rumah. Kembali kembali, diam diam saya menciut seram mengayalkan perbudakan semacam apa yang harus kujalani sesudah saya pulang sekolah kelak.

Selesai pintu terbuka seluruh, saya selekasnya meluncurkan mobilku ke sekolah. Saya gak pengin memikir apa yang hendak terjadi dengan diriku kelak, lantaran di pikiranku sekarang cuma ada sebuah hal, adalah saya mengharap ini hari Andy menjumpaiku.

Entahlah, apa cuma karena argumen pinjam buku catatanku atau argumen lainnya, yang perlu untukku saya mengharap ini hari Andy melihatku. Ini hari saya udah merias diriku secantik yang saya dapat, serta ini kulakukan special cuman buat Andy. Saya pengin Andy sungguh-sungguh tertarik padaku.

II. Angan-angan Elok Di Pagi Hari

Masih 15 menit saat sebelum bel masuk sekolah mengeluarkan bunyi di saat saya sampai di parkir sekolah. Jantungku berdetak cepat saat saya menyaksikan Andy baru turun dari mobilnya. Dan waktu saya memandang tempat kosong di sisi mobil Andy, rasanya saya seperti punya mimpi elok, dan saya puas sekali.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS

Saya gak ingin mimpi cantikku ini musnah demikian saja, karena itu saya selekasnya meluncur dan memarkirkan mobilku dari sisi mobilnya Andy. Serta Andy kelihatannya langsung mengetahui kalaupun ini yakni adalah mobilku. Sekarang Andy memandang ke arahku serta dengan sabar dia menantiku tuntas memarkirkan mobilku ini.

Saya turun dari mobil dan mengamankan pintu, serta kami berdua sempat sama-sama pandang untuk sejumlah lama waktunya. Lantas Andy tundukkan mukanya waktu saya tersenyum kepadanya. Perlahan-lahan saya mengambil langkah dekati Andy, yang saat ini baru kusaksikan bila parasnya merona merah.

"Hai Andy… terimakasih ya semalam, mm…  barusan pagi… saya telah sehat kok, pula sudah gak demikian penat seperti tempo hari", kataku lambat.

Hatiku bertambah terlena sewaktu saya memandang paras Andy yang ganteng itu tersenyum halus. Namun Andy masih tetap menunduk seperti gak berani melihatku serta saya tersenyum geli menyaksikan kecanggungan Andy.

"Hai Andy…", saya menyapanya kembali sebab Andy terus menunduk tanpa ada menjawab kata kataku.

"I… Iya… hai Eliza… kamu… e… kamu…", nada Andy kedengar demikian takut.

"Saya mengapa?", saya menanyakan dengan senyuman jahil.

"Aku… anu… saya puas kamu sudah tak sakit", Andy menatapku sesaat, lalu dia kembali menunduk.

"Ooo… terimakasih ya Andy, kamu baik dech. Mm… ya telah saya masuk ke kelasku dahulu ya", saya berujar dengan gembira.

Sebetulnya saya sedikit sedih, saya barusan mengharapkan jika kelanjutan kalimat Andy barusan itu ialah penghormatan dari Andy kalaupun saya tampak elok ini hari. Saya jadi sedikit ingin tahu, apa sebetulnya Andy itu menganggapku elok atau mungkin tidak. Walau begitu, kalimat Andy barusan itu terus membuatku tersenyum berbahagia.

Saya telah percaya sekali kalaupun Andy sukai padaku, nampak dari sikapnya yang selalu salah tingkah seperti berikut dan ujaran Andy barusan memberikan jika Andy benar-benar peduli padaku.

"Aku… bisa saya temani kamu kembali hingga ke kelasmu, Eliza?", Andy menanyakan dengan suara lambat.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Saya mengusikk suka, tetapi Andy menunduk demikian dalam serta dia tidak mungkin dapat melihatku. Saya tersenyum geli lihat Andy yang demikian canggung dan salah tingkah di depanku. Apa ini karena dia pula suka padaku?

"Andy…", saya panggil Andy, serta di saat dia mengusung parasnya menatapku, saya mengusikkkan kepalaku kembali sembari tersenyum kepadanya, senyuman yang kupasang semanis mungkin. 

Andy menatapku serta sekali ini dia tersenyum, tidak tahu suka atau malu, atau barangkali ke-2 nya. Saya gak percaya, namun saya berasa tatapan Andy ini sangat menghangatkan hatiku. Saya tidak tahu ujaran apa yang dapat memvisualisasikan hatiku saat ini, yang pasti saya merasai pada pagi ini hari saya mendapatkan angan-angan yang elok. Dan saya sangat berbahagia di saat Andy selalu ambil langkah di sampingku, biarpun Andy yang terkadang menengok dan tersenyum padaku itu cuma diam membisu.

Sesuai sama tempo hari, saya rasakan sejumlah tatapan iri dari banyak pelajar cewek yang melihatku jalan ke arah kelasku dengan didampingi Andy. Kembali kembali saya terasa senang dan suka, kendati sesungguhnya kami berdua ini belum dengan status sepasang doi. Dan saat ini kami berdua keduanya sama diam sekalian terus ambil langkah, hingga kemudian kami berdua datang di muka pintu kelasku.

"Andy… terimakasih ya", saya minta pamit di Andy.

"Aku… saya pula ke kelasku dahulu Eliza…", jawab Andi dengan takut sembari lambaikan tangannya.

"Iya", saya menjawab sekalian balas angkat tanganku.

Saya tersenyum senyuman sekalian ambil langkah masuk ke kelasku. Namun saat saya lihat Jenny yang dengan senyuman isengnya itu menatapku serta menantiku di bangkunya, saya menghela napas panjang sekalian lagi mengambil langkah buat duduk di samping Jenny. Saya udah pasrah, ini hari saya pastinya dirayu dan diledek habis oleh Jenny.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA MANIS

III. Rahasia Lain Di Gudang Sekolah

Sepanjang hari ini tiada insiden spesial, kecuali Jenny yang repot merayu dan menghinaku mengenai Andy, pun Sherly yang turut jadi parah kondisi pada saat kami bergabung di kantin pada pukul istirahat pertama serta, namun juga saat pukul istirahat ke-2  seperti saat ini kini.

Dan jika kebanyakan saya terus usaha membalasnya ledekan mereka, sekarang saya cuman dapat menangkis atau tersenyum malu, kendati pun hatiku rasanya puas sekali. Untung saja bel tandanya jam istirahat ke-2  usai ini telah keluarkan bunyi.

"Simak deh… wajahnya sampai merah begini", kata Jenny yang ketawa geli.

"Duh… kasihan…", sindir Sherly serta mereka berdua kembali ketawa geli.

"Kalian ini tidak mesti pura pura kasihan dech. Dari pagi barusan kalian lagi ngeledek saya, pula ngetawain saya. Kalian jahat!", saya bersungut-sungut serta merengek-rengek, lalu saya pura pura merajuk.

"Iya iya… saat ini telah tidak kok. Cup cup… gak boleh nangis dech sayang… Kita kembali ke kelas yok", mengajak Jenny sembari menggamit tanganku.

"Jen… saya saja yang nggandeng Eliza… istirahat pertama barusan kamu kan udah…", kata Sherly dengan suara meminta.

"Hmmhh… Iya deh…", kata Jenny sembari menghela napas panjang serta serahkan tanganku yang ada di dalam gandengan tangannya itu pada Sherly.

"Apaan sich kalian ini…", saya ketawa geli, lucu  rasanya memikir diriku jadi rebutan Jenny serta Sherly sesuai ini, tetapi saya menurut saja saat Sherly menggamit tanganku.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama