CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH SEMOK MENJUAL DIRI PART2

CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH SEMOK MENJUAL DIRI PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH SEMOK MENJUAL DIRI PART2, Hasrat-Bispak27 Muka Juragan yang lebar itu melekat ke muka saya, bibirnya yang lebar melekat ke bibir saya, memaksakan mulut saya terbuka. Duh, lidahnya turut main pun, masuk-masuk ke dalam mulut saya, membawa bergelut lidah saya. Lain sekali rasanya dengan cium pipi atau cium tangan, rasanya hangat, geli… Saya kurang senang berbau mulut Juragan, jijik dengan lidahnya yang basah, tetapi saya terasa tak ingin menentang, tidak tahu kenapa… Lidahnya melumat lidah saya, bibirnya melumat bibir saya. Lama sekali kami kecupan, kecupan saya yang pertama, kepala saya tertekan kepalanya. Duh, yang saya kerjakan ini salah tidak ya? Iya, saya mulai sadar saya sedang jual tubuh saya… itu sesungguhnya salah, tetapi kok… mengapa saya jadi tidak perduli? Mengapa saya jadi jadi bernafsu mengandaikan bagaimana Kedengarannya saya saat ini? Saya hampir telanjang, susu saya habis diremas-remas, bibir merah saya dilahap, dan tubuh saya dihimpit tubuh laki laki. Bunyi-bunyi jilatan, desahan, dan cairan di mulut saya. Dan saya jadi tambah terlarut. Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Air liur Juragan saya telan.


"Uaahhh…" keluh saya di saat Juragan selanjutnya menarik bibirnya.


Tersisa liur kami dari kecupan basah barusan masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya dan bibir Juragan.


"Juragan… rasanya kok lain ya…" kata saya. "Jiah!"


Saya terkejut waktu Juragan mencubit-cubit pentil saya.


"Bagaimana Denok, kamu senang di cium seperti barusan? Nikmat kan?"


"Ahn…" desah saya lantaran kesenangan pentil saya dimain-mainkan, menyebabkan perkataan saya sudah tidak teratasi,


"Iya Juragan… saya senang di cium seperti tadi…"


"Benar? Bagus, bagus," Haduh! Juragan nyentuh sisi depan kancut saya! Ujarnya, "Saya membikin kamu makin sedap di sini ya?"


Juragan mengungkap kancut saya serta menowel… menowel… itil saya!


"Coba kalaupun begini…"


"Nhaaaa!! Iyhaaah? Aahh… gak boleh!!"


Seperti kesetrum saya waktu itil saya ditowel serta dikocak jari-jari Juragan. Mengapa ini… kok tubuh saya bereaksi begitu?


"Ooh… heehhh… aduh Juragan… kena…pa ini?" saya meracau, kebingungan dengan tubuh saya sendiri.

CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH SEMOK MENJUAL DIRI PART2


Saya tidak pernah disentuh orang di sisi situ. Sumpah, saya tidak tahu ada apakah rupanya. Rasanya ada suatu yang pengin keluar pada tubuh saya… Saya takut. Juragan terus memain-mainkan itil saya tanpa ampun. Rasanya panas dingin, kalang kabut, bergidik! Dan… aduh, nikmat! Ditambahkan lagi, saat ini Juragan memasuk-masukkan jarinya pun ke… belahan memek saya!


"Aduh, aduh, ahh… Juragan! Juragan udah… gak boleh! Ah… saya… saya… aduh juragan ada yang ingin keluar Juragan… aduh…"


Benar-benar, saya berasa seperti pipis… Haduh bagaimana ini, masa' saya pipis di muka Juragan? Jari-jari Juragan terus main di kemaluan saya, dan tidak tahu mengapa, saya jadi ngangkat-ngangkat selangkangan saya!


"Uuuuaaahhh… iyaaA!!"


Bobol-lah pertahanan saya selanjutnya, dan kedengar bunyi "criiit" dari itil saya yang memuncratkan suatu hal.sebuah hal.  Aduhhh… malunya. Saya berasa seperti baru saja pipis di dipan Juragan. (Terakhir  itu bukan pipis). Tapi… kok rasanya sedap serta sangat nikmat, hingga ada yang keluar tubuh saya setelah itil dan memek saya dimain-mainkan Juragan? Sampai saya angkat pinggul saya?


"Haahh… haduhh…" Saya terengah, setelah ngecrit, tubuh saya seperti habis mengenai strum atau kesambar petir. Duh, gila tenan. Hingga gemetar. Juragan senyuman di muka muka saya, sembari katakan, "Nach, itu buat awalannya, Denok…"


Dan mendadak saja, Juragan telah membuka celana, dan melekatkan… melekatkan… anunya di belahan memek saya!


"Aduh, Juragan…! Itu… Kok ditempel ke anu saya?!" kata saya. Memanglah saya belum mengetahui banyak terkait tubuh laki laki dan wanita.


"Ini namanya kontol, Denok," Juragan memaparkan, "Kontol ini ingin masuk ke memekmu…"


Saya melotot memandang anunya Juragan yang besar serta berurat itu. "Tapi… tetapi gak akan muat, Juragan!"


"Tidak apa-apa… Kukasih kamu tiga puluh ribu kembali kalaupun kamu pengen kumasuki."


Ini kali Juragan tidak tunggu jawaban saya. Beliau langsung turunkan tubuhnya yang besar itu, menjepit tubuh saya di bawahnya. Dan anunya… kontolnya… masuk ke memek saya! Ampuun! Sakit! Saya hingga njerit!

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


"AaaaAAAA!! Aduuuu!!"


Juragan mendengus dan menggerung. "Huoooh! Kamu masih perawan ya Denok!? Sempit sekali!"


Perawan? Aduh biyung… saya ditiduri Juragan! Tubuh Juragan yang berat menindih tubuh saya, dadanya menggencet susu saya, kontolnya yang besar itu mencoblos memek saya… menerobos kehormatan saya… Saya terasa sakit campur nikmat campur malu… Aduh, Bapak, Simbok, saya sudah tidak perawan kembali!


"Saya masuk lebih dalam kembali, ya, Denok?" Juragan ajukan pertanyaan tiada tunggu jawaban, menerobos makin dalam ke anu saya. Saya sekedar dapat bernada ah uh saja. Lantas perlahan-lahan Juragan menarik kontolnya sampai keluar semua… Beliau capai belakang kepala saya, suruh saya menyaksikan. Di kontolnya nampak bintik darah, darah perawan saya! Haduh biyung. Juragan tertawa, lalu beliau cium bibir saya kembali. Sembari mencium, anunya ia tambahkan kembali ke memek saya.


Saya njerit kembali, namun mulut saya ketutupan mulutnya. Seterusnya Juragan terus nggenjot saya, masuk-keluar, masuk keluar, jadi lama lebih kuat. Tubuh saya digoncang-guncang, kepala saya menenggak-nenggak, sepasang susu saya gondal-gandul, digoyangkan pergerakan Juragan. Saya hingga tidak dapat bicara, sekedar dapat ndesah dan njerit gak karuan. Saya usaha mohon Juragan gak boleh kencang-kencang, tetapi beliau tidak dengarkan. Tapi…kok saya terasa nikmat, ya? Duh, saya kembali di… dientot sama Juragan, dan saya baru mengerti ngentot itu… enak… udah gitu… saya… dibayarkan? Mengapa tidak sejak dahulu saja, ya?Terpikir ingatan semacam itu dalam kepala saya. Namun saya abaikan. Saya luluh gara-gara serangan-gempuran Juragan. Waktu beliau rebah dan memohon saya tegak, saya nurut. Serta tubuh saya gerak sendiri, turun naik sembari masih tersodok kontolnya.


"Aah! Aiih!! Hiih!"


Duh, saya telah tidak tahu kembali apa yang keluar bibir saya, atau kayak apakah keliatannya saya. Muka saya pastinya nampak porno sekali. Dada saya gonjang-ganjing. Juragan nampak puas.


"Hah… uh… Marilah terus Denok… saya suka ndengar suaramu jika dientot… mbikin jadi hasrat. Kamu senang juga, kan?" Juragan usaha ngajak bercakap. Saya njawab dengan lenguhan serta bicara gak terang, ah-ah uh-uh. "Hauhh… Ga…n! Enakh… ahh…"


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


"Denokh… uh… kelak bila telah sampai… kamu njerit yang keras ya?" pinta Juragan di celah napasnya yang mengincar.


"Sampai?" Saya kebingungan apa tujuannya.


"Kelak pun kamu… uh… hh… rasa sendiri," kata Juragan.


"Yang seperti… uh… barusan. Saya mau… keluarin di kamu jika kamu udah… hingga sampai, ya?"


"Hah… ough… di… dalam?" sumpah, saya tidak tahu apa tujuannya Juragan, serta tidak sempat mikir juga.  Mana sempat mikir, jika kepala saya sarat dengan hati nikmat lantaran dientot Juragan. Namun tidak lama lantas saya terasa ada yang mencapai puncak pada tubuh saya, saat seperti itil serta memek saya dimain-mainkan barusan. Apakah sudah waktunya?


Saya tidak dapat kontrol tubuh saya. Saya semakin suka nggoyang pinggul, rasakan kontol Juragan dalam anu saya.


"Eahh!! Uwahh!! Haduhh!! JURAGAAAN!! ANNGGGHHHH!!" Dan menjeritlah saya.


Juragan dengar saya njerit, dan langsung memegang tangan saya sembari angkat pinggulnya maka dari itu burungnya masuk sedalam-dalamnya ke memek saya.


"Khn! Ghooh!"


Mata saya melotot, mulut saya nganga, barangkali lidah saya menjulur keluar, saya telah tidak perduli semesum apa gantengg saya saat saya menjerit kenikmatan itu. Saya merasai ada yang keluar dalam kemaluan saya. Basah dan hangat. Dari anunya Juragan. Untuk pertama kali ada orang yang menyebar benihnya di pada tubuh saya.


"Hiyahh…" erang saya.


Tubuh saya cenderung di depan, ke-2  tangan saya berpijak ke dada Juragan, kepala saya mendangak, menganga sekalian memekik. Serta selanjutnya robohlah tubuh saya ke dada Juragan, ngos-ngosan, mendesah-desah. Susu saya yang terjepit jadi menyembul ke samping tubuh, pentilnya muncul keras. Beberapa lama saya terkulai di atas tubuh Juragan yang empuk. Ia selanjutnya geser saya serta bangun, lalu memanfaatkan kembali busananya. Sembari kenakan pakaian, ia bicara ke saya.


"Hehehe. Cukup juga dapat ndapat perawan siang-siang begini… Kalaupun kamu pengen, Denok, mencari uang itu tidak sulit…"

CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH SEMOK MENJUAL DIRI PART2


Beliau jatuhkan enam helai lima puluh beberapa ribu ke dekat muka saya. Saya nggeletak gak karuan di dipan Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan. 


"Itu untuk kamu," kata Juragan. "Cukup kan untuk membayar kontrak kamu 3 bulan?"


Saya tiduran rada lama hingga selanjutnya kapabilitas saya kembali. Cepat-cepat saya gunakan kembali kemben serta kain saya. Haduh, gantengg saya tentu sudah nggak karuan. Bedak saya hingga luntur dan melekat di seprai tempat tidur Juragan. Juragan selalu duduk melihat saya yang kalang kabut gunakan busana. Beliau diam saja. Saya pamitan serta cepat-cepat turun. Di bawah, di muka toko semakin ramai. Sebagian orang karyawan Juragan manggil saya, namun saya tidak berani hadapi mereka, manalagi serasi awut-awutan seperti ini. Saya sampai 1/2 lari tinggalkan toko beras Juragan, langsung ke sewa. Ee, nyatanya ibu pemilik sewaan kembali menduduki di muka.


"Siang-siang kok telah balik, Denok? Lah, kok awut-awutan getho? Habis ngapain kamu?"


Semua pertanyaannya saya hiraukan, saya jejalkan uang yang saya bisa ke tangannya, lalu saya lekas mabur ke kamar. Saya terus membuka baju dan sanggul, masuk kamar mandi, dan mandi…ngguyur sekujur badan, bersihkan muka. Masih gak yakin apa yang baru saja saya lakukan secara Juragan. Saya baru saja berikan keperawanan saya ke Juragan… diganti uang sewa 3 bulan. Apa saya berduka atau malu? Apa saya hendaknya bersusah-hati atau malu? Tidak tahulah… Tetapi yang terjadi justru tangan saya mulai meraba-raba selangkangan saya, mainkan itil saya seperti yang telah dilakukan Juragan tadi…


Saya sang Denok, penari jalanan. Ini cerita kehidupan saya. Selepas hari itu, ada yang beralih di kehidupan saya. Saya selalu cari penghidupan dengan menari buat beberapa orang di Pasar. Namun ada yang lain…sekarang, sewaktu-waktu saya perlu uang, saya gak kembali enggan-segan menjajakan tubuh saya terhadap lelaki.  saya mengetahui ini tidak betul, serta semestinya saya stop, namun bujukan uang sangat kuat. Saya sang Denok, penari jalanan, seluruh orang di Pasar tahu saya. Siapakah yang tak tahu sang Denok yang berkemben merah, berbedak dan bergincu tebal, bertahi lalat di pipi.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Dan saat ini saya juga dikenal jadi Denok yang susunya montok, bokongnya sintal, goyangannya baik. Udah malam, dan saya baru-baru ini menari buat sebagian orang supir truk pengangkut sayur yang habis bedah muatan. Saya kalungkan selendang saya ke salah orang, saya kasih senyuman manis dan saya bisikkan harga saya bila ia ingin.


"Betul nih, begitu?" kata sang supir yang memiliki tubuh kerempeng, memiliki rambut cepak, dan mulutnya berbau minuman.


"Hehehe," ucapnya sembari menyentuh kemben saya.


"Pengen donk nyobain," ia remas tetek saya.


Dari semuanya orang yang ada pada sana, cuman ia serta seseorang temannya yang ‘nanggap' saya. Saya membawa supir-supir itu ke jejeran kios kosong di pasar, yang gak laku-laku dikontrak karena terletak terlampau ke dalam.  Saya membuka antara lainnya serta saya hidupkan lampunya, serta 2 orang supir itu juga saya layani di situ. Saya digilir mereka berdua dari sana. Mereka meminta saya layani mereka sekalian. Jadilah saya diapit mereka berdua… seorang ngentoti memek saya, dan yang satunya saya kasih pantat saya.


"Aduh, Neng, bokongnya sempit benar-benar, nih," kata orang yang nyoblos bokong saya. "Baru pertamanya?"


"Ah, tidak Bang," kata saya malu, sela napas mengincar.


Temannya main-main menanya, sempat sama berapakah orang saya bersetubuh. Berapakah ya? Saya berpikir barangkali dua puluh atau lebih.  Saya gak ngitung. Saya tidak peduli… yang saya pikirkan cuman kerja seperti berikut lebih ringan dapat duit. Saya pula tidak pernah berasa sendirian kembali.


"Uohhh… buang di dalam bisa tidak Neng?" bertanya supir yang di muka saya.


Saya ngangguk. Ia muncrat di memek saya. Saya mengerti itu sebetulnya bahaya, tetapi rasanya lebih enak… anget serta lebih bahagia saja rasanya. Serta setelahnya, saya mendapat uang. Sebulan-dua bulan setelah Juragan ngambil kegadisan saya, saya jadi semakin eksper selaku lonte. Sudahlah banyak orang di Pasar yang rasakan tubuh saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan lain-lain. Dan saya lantas jadi kian dekat sama mereka semua. 


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Saya seperti nyimpan seluruhnya rahasia mereka. Hihihi…  siapakah yang kontolnya paling besar, siapakah yang kurang kuat syahwat, kadangkala saya hingga sampai tahu masalah rumah tangga mereka. Saya ketahui beberapa orang yang setiap harinya terlihat galak atau rajin ke arah tempat beribadah, tetapi bila sudah mau, mereka cari saya juga.  Saya pun berulang-kali tidur dengan Juragan. Juragan kerap suruh saya coba beberapa hal anyar. Misalkan ngemut dan nyedot. Atau gunakan tetek saya bikin njepit kontol. Pula jika lubang bokong saya dapat dientot juga.  Duh, waktu pertama kalinya coba itu, saya jejeritan. Sakit! Memohon ampun sakitnya. Namun lama-kelamaan kebiasa juga.  Saya pun jadi kian tahu dengan Juragan. Wanita yang ada pada poto bersama Juragan itu betul istrinya, namun telah mati. Mati waktu melahirkan anak sulung, anaknya tidak juga selamat. Juragan sekian lama ini kesepian, dan hidupnya sekedar mengurus toko beras saja. Saya jadi kasihan sama Juragan, nyatanya beliau sendirian pula seperti saya. Saya pun jadi tahu kalau dahulu, pas muda dan masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah tertarik orang penari juga.  Hanya kala itu Juragan belum punyai apapun, ditambah lagi penari itu  simpanan seorang camat. Juragan sekedar dapat menonton dan memuji dari jarak jauh setiap kali sang penari itu mentas.


Kata Juragan, saya serupa penari itu. Barangkali lantaran itu pula Juragan selalu mohon saya gunakan busana serta dandanan penari komplet tiap-tiap kali beliau nanggap saya…Yah, saya ikut pula puas jika dapat membuat Juragan suka. Kian hari saya semakin terlarut di kehidupan menjadi penari yang berjualan tubuh. Sebab uang, harga diri saya lupakan, dan saya menjadi bahan pemuasan gairah lelaki. Tiap-tiap kali ada orang menggencet saya, menggauli saya, masuk tubuh saya… sesungguhnya saya ingat jalan ini tidak betul, namun tubuh saya selalu mohon lebih.  Saya jadi gak tahu kembali apa saya masih tetap melaksanakannya karena hanya uang. Lama-lama saya kian urgent. Layani dua-tiga orang sekalian.

CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH SEMOK MENJUAL DIRI PART2


Sudah tidak terhitung orang yang buang benih dalam kandung saya. Saya lantas tambah berani. Selanjutnya saya tidak dapat kembali kalkulasi berapakah orang yang udah rasakan tubuh saya, serta saya juga hamil… Lumrah, jika ingat demikian beberapa orang yang dapat menghamili saya. Namun saya terus melacur meskipun perut saya menjadi membesar. Dan saya pula lagi hadir ke Juragan. Kali terakhir saya tidur dengan Juragan, perut saya telah memulai mencolok, dan beliau tampak lumayan waswas dengan saya.


"Biarlah Denok… Kamu stop saja, ingat situasi kamu," kata Juragan sembari perlahan-lahan memacu saya.


"Nggak apapun Juragan…" kata saya.


Saya tersenyum buat Juragan. Saya ingat dahulu saya tak senyuman buat beliau waktu pertama kalinya beliau setubuhi saya. Namun saat ini, pada seluruh konsumen saya, saya hanya dapat senyuman buat Juragan… Senyuman setulus hati. Mengapa? Entahlah… saya sendiri pun tidak tahu. Karena barangkali selepas Simbok wafat, Juragan-lah yang dekat dengan saya? Yang pasti saya benar-benar nikmati waktu-waktu bersama Juragan. Terhitung saat ini, waktu beliau lagi senggama dengan saya, sembari cakepgnya cemas. Rasanya saya pengin buat beliau tidak waswas. Bukan sakit, malu, atau jijik, saya berbahagia setiap kali tubuh Juragan berpadu dengan tubuh saya.


Nyaris 1 tahun selepas saya dan Simbok tinggalkan rumah untuk menjadi penari jalanan di Jakarta, ada lagi satu insiden yang ngubah hidup saya. Saya udah 6 bulan hamil, namun masih tetap keliling menari… Saya sudah seharusnya stop. Namun saya mbandel. Saya semaput di jalan. Yang pasti ada yang menyaksikan serta menolong saya, masalahnya saya siuman di rumah sakit. Larut malam. Dan dari sisi tempat tidur rumah sakit, duduk sendirian sembari pegangi tangan saya, ada Juragan.


"Kamu telah sadar Denok? Syukuuur…" kata Juragan pas memandang saya siuman.


Juragan menangis. Saya gak dapat apapun lantaran masih lemas. Sesudah itu Juragan kasih tahu saya, beliau dan anak buahnya yang membawa saya ke rumah sakit. Dan jika saya keguguran.


"Duh, untung kamu masih selamat, Denok… Tetapi anakmu…" Juragan katakan itu seluruhnya sekalian nangis.


"Denok, maaf… maafkan saya. Bila bukan lantaran yang pertama kalinya itu, kamu tidak mesti hingga sampai seperti ini… Saya salah, Denok, saya yang ndorong kamu hingga jadi begini… Salahku besar sekali sama kamu, Denok…"




TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama